Penularan
Cacar monyet dapat menular jika kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit atau mukosa pada hewan yang terinfeksi.
Kebanyakan manusia di Afrika terkena infeksi cacar monyet dari kera yang terinfeksi, tikus dan tupai raksasa Gambia.
Makan daging hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan benar adalah faktor risiko yang memungkinkan juga.
Penularan sekunder, atau dari manusia ke manusia, dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, lesi kulit dari orang yang terinfeksi atau benda yang baru-baru ini terkontaminasi oleh cairan pasien.
Baca Juga : Hindari Kulit Jadi Kering Saat Puasa, Ini Hal Yang Harus Dilakukan
Tanda dan gejala
Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) dari cacar monyet biasanya dari 6 hingga 16 hari tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.
Infeksi dapat dibagi menjadi dua periode:
1. Periode invasi (0-5 hari) ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, mialgia (nyeri otot) dan asthenia yang intens (kekurangan energi).
2. Periode erupsi kulit (dalam 1-3 hari setelah munculnya demam) di mana berbagai tahap ruam muncul sering dimulai pada wajah dan kemudian menyebar di tempat lain di tubuh.
Wajah (dalam 95% kasus), dan telapak tangan dan telapak kaki (dalam 75% kasus) paling terpengaruh.
Evolusi ruam dari maculopapules (lesi dengan basis datar) ke vesikel (lepuh berisi cairan kecil), pustula, diikuti oleh kerak terjadi dalam waktu sekitar 10 hari.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | WHO,Tribun Batam |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR