Nakita.id - Putri Titian, aktris cantik yang sempat membintangi aneka judul FTV itu tengah menikmati perannya sebagai seorang ibu.
Kini telah menjadi ibu dari dua orang putra, istri dari Junior Liem itu tampak akrab dengan anak-anaknya.
Walau telah menjadi ibu, kebiasaan Putri Titian rupanya tak berubah.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Melansir dari Nakita.id, Putri Titian bercerita jika ia senang bercanda, terutama saat merasa stres.
Dikutip dari unggahan Instastory-nya, Putri Titian mengakui kebiasaan bercandanya itu memang kelewatan.
"Kadang becandaku suka kelewatan. Tapi kadang gue bodo amat. Abis kalau udah stres kayaknya seru aja becandain orang," demikian Putri Titian menulis pada unggahannya itu.
Namun kali ini wanita yang akrab disapa Tian itu merasa menyesal telah bercanda dengan anaknya.
Sebab putra bungsunya memberi respon tak terduga.
Ternyata Tian kerap bercanda dengan putra sulungnya, Iori, yakni bernyanyi keras-keras.
Saat ia melakukannya, kedua putranya sedang tertidur lelap, Tian pun bermaksud membangunkan dengan bernyanyi.
Namun alih-alih Iori terbangun, malah Iago, putra bungsunya yang bangun dan menangis.
Baca Juga: Menteri Susi Pudjiastuti :
Tian melanjutkan ceritanya dalam unggahan tersebut, awalnya ia masih menganggap tangisan Iago lucu.
Akan tetapi barulah Tian menyadari jika Iago benar-benar ketakutan karena ulahnya.
Tian pun mengungkapkan penyesalannya dan meminta maaf pada anaknya.
Akibat dari bernyanyi keras-keras mungkin bisa mengejutkan bayi dan membuatnya ketakutan.
Laman Baby Center tetapi memuat dampak lainnya dari suara terlalu keras yang didengar bayi.
Riset memaparkan jika suara keras lebih dari 85 desibel dapat merusak pendengaran, baik pada anak maupun orang dewasa.
Pendengaran bayi bisa terdampak oleh suara terlalu keras, tergantung seberapa sering dan durasinya terpapar suara tersebut.
Jika terlalu sering terpapar suara keras, beberapa masalah kesehatan dapat terjadi.
Antara lain kehilangan kemampuan mendengar, baik sementara atau permanen.
Baca Juga: Rayakan Anniversary, Postingan Nana Mirdad Ini Bikin Warganet Ngiri
Bahkan suara terlalu keras yang hanya didengar sesekali juga bisa mengakibatkan kerusakan pada pendengaran.
Sebab suara dengan desibel terlalu tinggi dapat merusak ujung-ujung saraf dalam telinga yang berfungsi mengubah suara menjadi stimulan untuk diterjemahkan otak.
Selain itu suara terlalu keras juga dapat mengganggu perkembangan berbahasa anak, sebab bayi mengalami kesulitan membedakan suara.
Suara terlalu keras juga bisa mengganggu kemampuan anak untuk fokus.
Apalagi jika telah terpapar suara keras dari televisi sejak bayi, ia akan memiliki perkembangan kognitif dan intelektual yang rendah.
Source | : | baby center,Nakita.id |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR