Nakita.id - Moms ternyata kondisi tertekan tak hanya terjadi pada orang dewasa.
Bahkan di usia 2-15 tahun anak dapat mengalami kondisi ini.
Terlepas dari emosi si kecil seperti tantrum dan yang lainnya.
Kejadian seperti ini juga terjadi di Indonesia.
Banyak hal yang menyebabkan anak dalam kondisi stres.
Seto Mulyadi, seorang psikolog anak yang juga dikenal sebagai Kak Seto juga menjelaskan kasus yang pernah ia temui.
Dirinya mengungkapkan bahwa di Jawa Barat banyak ditemui kasus bullying.
Peristiwa bullying di Jawa Barat mencapai 70 persen dialami anak Sekolah Dasar (SD).
Peristiwa tersebut adalah contoh nyata, bahwa anak-anak sekalipun dapat mengalami stres.
Melansir dari Kompas.com, penyebab stress pada anak sangat beragam.
Komnas Perlindungan Anak mengungkapkan penyebab stres pada anak 82,9 persen berasal dari minimnya komunikasi dengan orangtua.
Baca Juga: Leher Kaku Karena Posisi Tidur yang Salah? Cukup #5MenitAja untuk Merenggangkannya Kembali Moms
Apalagi saat ini kebanyak anak memiliki aktivitas yang sangat padat.
Karena ada beberapa sekolah yang menyediakan fasilitas full day school.
Komunikasi dua arah yang kurang hingga gaya pengasuhan yang salah adalah penyebab mayor dari keadaan tertekan pada anak.
Gaya pengasuhan yang salah dapat diinterpretasikan seperti orang tua yang teralu otoriter pada anak.
Terlalu mengatur anak harus menuruti keinginan orang tua juga tidak bagus loh, Moms.
Moms harus menyeimbangkan sikap pada anak.
Terlalu memberikan kebebasan untuk buah hati juga tidak baik, karena hal tersebut tidak menutup kemungkinan anak merasa tidak dipedulikan oleh orangtua mereka.
Tak hanya fator internal yang menyebabkan kondisi anak menjadi tertekan.
Faktor eksternal, seperti lingkungan dan tekanan sosial juga menjadi salah satu pemantik anak menjadi stres.
Salah satunya yang kerap terjadi adalah bullying.
Bullying dapat berupa verbal dan fisik.
Bullying sangatlah berbahaya untuk perkembangan psikis anak.
Karena ia akan mengingat peristiwa tersebut sampai dewasa.
Berikut adalah tanda-tanda jika buah hati mengalami kondisi tertekan Moms.
- Mudah tersinggung
- Perasaan sedih dan pesimis yang berklanjutan
- Semakin sensitif untuk menolak apapun yang ditawarkan orang lain
- Nafsu makan yang berubah, baik semakin banyak ataupun sedikit
- Tidur berlebihan atau kurang tidur
- Susah untuk berkonsentrasi
- Selalu mengeluh terlalu lelah
- Perubahan suasana hati yang cepat
- Merasa tidak berguna
- Kehilangan ketertarikan pada hal atau aktivitas yang ia sukai
- Berfikir untuk mengakhiri hidup
Baca Juga: Khawatir Kulit Leher Kusam? Hanya #5MenitAja Racik Scrub Alami dari Lemon dan Garam
Melansir dari webmd.com, dari beberapa tanda-tanda di atas, tidak semua anak akan mengalami semua.
Masing-masing anak akan mengalami gejala yang berbeda-beda.
Hal tersebut tentu akan berdampak pada performa akademik dan sosial buah hati Moms.
Sebagai orangtua, terkadang tidak akan menyangka bahwa gejala tersebut menunjukkan kalau anak membutuhkan perhatian secara mental.
Jika Moms sudah menemui gejala tersebut pada anak, sebaiknya segera ubah gaya komunikasi serta gaya pengasuhan.
Dan ajaklah anak lebih kooperatif, untuk bercerita mengenai apa yang telah ia lakukan, rasakan, dan pikirkan.
Hal tersebut tentu akan membantu memudahkan Moms menemukan permasalahan yang sedang di alami oleh buah hati.
Jika Moms merasa kesulitan untuk melakukan hal tersebut, segera hubungi psikologi anak untuk menemukan jalan keluar yang sesuai untuk keadaan buah hati.
Source | : | Kompas.com,webmd.com |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR