Nakita.id - Beberapa waktu lalu warga Malang di gegerkan dengan penemuan potongan tubuh perempaun di sebuah pasar.
Melansir dari Kompas.com, Selasa (14/5/2019) telah ditemukan sejumlah potongan tubuh perempuan di lantai 2 Pasar Besar Kota Malang.
Potongan tubuh tersebut dibagi menjadi enam bagian, dua kaki, dua tangan dan kepala ditemukan di bawah tangga sedangkan tubuhnya ditemukan di toilet.
Penemuan itu terungkap setelah ada warga yang mencium bau busuk hingga akhirnya potongan tubuh tersebut ditemukan sekitar pukul 13.30 WIB.
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menemukan terduga pelaku saat menyusuri bersama dengan anjing pelacak di sekitar Jalan Laksamana Martadinata, Rabu (15/5/2019).
Penemuan itu juga berkat pesan yang bertuliskan 'Sugeng' di kaki korban.
"Anggota melakukan penyelidikan di sekitaran Klenteng (Jalan Laksamana Martadinata) dan kebetulan lewat di Gotong Rotong, ada seseorang yang sedang tidur, oleh anggota dipanggil nama (Sugeng) tersebut dan ternyata menjawab dan posisinya sama dengan anjing itu berada," ungkap Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri.
Setelah ditangkap petugas, pria yang mulanya diduga pelaku mengakui telah memutilasi korban.
Hal yang mengejutkan yaitu, pelaku mengaku melakukan mutilasi karena permintaan korban.
Asfuri menjelaskan bahwa pelaku bertemu dengan korban sekitar sembilan hari yang lalu di depan Klenteng Eng An Kiong Jalan Laksamana Martadinata.
Menurut keterangan pelaku, perempaun mengaku berasal dari Maluku dan sedang mengidap penyakit.
Setelah itu, pelaku pun mengajak korban ke Pasar Besar dan korban meninggal di lantai 2 pasar tersebut.
Setelah meninggal selama tiga hari, pelaku baru memutilasi korban.
"Kemudian setelah meninggal tiga hari baru dilakukan mutilasi karena pesan dari korban. Jadi permintaan dari korban, nanti setelah meninggal tolong dilakukan pemotongan," katanya.
Sementara ini, identitas korban belum diketahui pasalnya saat itu korban tak memperkenalkan dirinya saat bertemu dengan pelaku.
Rencananya, polisi akan memanggil psikiater untuk memeriksa kejiwaan pelaku, pasalnya ada indikasi pelaku mengalami gangguan kejiwaan.
"Ini nanti kami akan mengundang psikiater atau dokter untuk memeriksa dari pelaku," katanya.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR