Nakita.id - Melihat bayi lucu, entah anak kerabat atau keluarga dekat, kerap mengundang rasa gemas.
Seringkali orang-orang mengungkapkan rasa gemas itu tak hanya dengan mengajak Si Kecil mengobrol, mungkin juga memegang atau mencium pipinya.
Hal ini bukan sesuatu yang asing, tak hanya di Indonesia, mungkin di seluruh belahan bumi.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Salah satu bayi lucu yang menjadi pusat perhatian ialah Ryuzio, bayi berusia enam bulan.
Melansir Grid Health, kisah Ryuzio dibagikan oleh ayahnya, yang kemudian dikutip oleh pemilik akun Facebook bernama Marshinta Valentine Samosir.
Ayah Ryuzio bercerita anaknya menjadi pusat perhatian banyak orang ketika menghadiri sebuah pesta pernikahan.
Ia juga menuturkan melalui tulisan pada unggahan tersebut, ia khawatir karena tangan-tangan yang menyentuh anaknya mungkin penuh dengan kuman.
Baca Juga: Aneh Tapi Nyata, Hanya Karena Disentuh Orang Asing, Bayi Lucu Ini Harus Meregang Nyawa
Bersama ibu dari Ryuzio, ia berusaha membersihkan pipi anaknya dengan tisu basah usai disentuh oleh orang lain.
Namun hal malang menimpanya sepulang acara tersebut, baby Ryu, panggilan akrabnya, tiba-tiba menangis di malam hari.
Usut punya usut, Ryu ternyata mengalami gatal yang tak reda, hingga pipinya tampak kemerahan.
Baca Juga: Moms, Ayo Tepis Mitos Mengenai Susu Melalui Fakta dari Ahli!
Kedua orang tuanya berusaha meredakan gatal yang dirasakan Ryu dengan memberikan krim bayi.
Namun rasa gatal itu tak hilang setelah beberapa hari, justru pipi bayi malang itu timbul luka yang berair dan terus menerus berdarah.
Saat dibawa ke dokter, barulah diketahui jika Ryu mengidap dermatitis atopik.
Penyakit kulit ini jika telah menyerang tak bisa sepenuhnya sembuh, mengutip dari Cleveland Clinic, dermatitis atopik termasuk kondisi kronis.
Dermatitis atopik atau eksim atopik adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya rasa gatal secara terus-menerus dan timbul ruam kulit yang memerah.
Biasanya rasa gatal ini kerap muncul pada malam hari.
Tanda dan gejalanya biasanya meliputi ruam kulit, adanya benjolan yang berisi cairan, kulit terkelupas hingga mengeluarkan darah, kulit kering dan bersisik, bahkan area mata cenderung lebih gelap.
Gejala dermatitis atopik ini bisa saja muncul di area wajah, tangan, bahkan lutut bayi.
Penyebab penyakit kulit ini biasanya ditengarai oleh adanya riwayat penyakit, alergi makanan, alergi lingkungan seperti perubahan suhu, keringat, bahkan sentuhan yang membawa kotoran.
Tak hanya itu, ada kemungkinan dermatitis atopik yang dialami Ryu ini berasal dari tisu basah dan krim bayi yang digunakan.
Penggunaan tisu basah dan krim bayi dapat meningkatkan risiko bayi terkena kondisi tersebut.
Adanya kandungan pengawet dalam tisu basah yaitu methylisothiazolinone (MI) dapat memicu reaksi alergi tersebut.
Moms tentu tak ingin Si Kecil sampai terkena penyakit ini, tetapi bukan berarti Moms sama sekali tak boleh menggunakan tisu basah maupun melarang semua orang menyentuh Si Kecil.
Ada beberapa hal yang bisa mengurangi risiko dermatitis atopik pada anak.
Laman American Academy of Dermatology merangkum beberapa hal yang ternyata dapat menurunkan risiko eksim atopik.
Salah satunya ialah pemberian ASI eksklusif.
ASI sebagai sumber makanan utama Si Kecil di masa awal kehidupannya memang mengandung banyak nutrisi bermanfaat.
Penelitian menemukan jika nutrisi-nutrisi ASI ternyata dapat menurunkan risiko anak mengalami eksim atopik, walau secara genetik ia memiliki risiko tinggi.
Memberikan ASI eksklusif pada bayi ternyata dapat menurunkan risiko anak terkena eksim atopik hingga 33 persen.
Jika secara keturunan keluarga memang ada kasus eksim atopik atau alergi, bayi memang memiliki risiko lebih tinggi.
Dengan memberikan ASI, bayi dengan risiko eksim atopik tinggi akan terlindung dari menderita eksim atopik yang parah.
Risiko anak semakin kecil terkena eksim atopik jika mendapat ASI eksklusif hingga empat atau enam bulan.
Penelitian ini juga menganjurkan agar hingga usia bayi empat bulan, sebaiknya yang diberikan pada anak hanya ASI.
Sebab risiko timbul dermatitis atopik pada anak lebih tinggi jika ia mulai dikenalkan makanan padat sebelum usia empat bulan.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Cleveland Clinic,Grid Health,aad.org |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR