Nakita.id – Ibu, bayi tentunya masih rentan terhadap gangguan kesehatan. Salah satu gangguan kesehatan yang paling sering terjadi adalah masalah pada pencernaannya. Penyebabnya bisa bermacam-macam, misalnya karena faktor kebersihan, sistem pencernaannya yang masih berkembang atau juga karena tidak tepatnya asupan makanan yang diberikan pada Si Kecil.
Hal yang Ibu perlu tekankan adalah bahwa gangguan pencernaan pada Si Kecil tidak boleh dianggap sepele. Apalagi jika gangguan pencernaan itu dialami oleh bayi berusia 1 tahun ke bawah. Nah, bila Si Kecil mengalami gangguan pencernaan tersebut, harus cepat menanganinya. Sebab, jika gangguan pencernaan itu berlarut-larut efeknya bisa fatal. Mulai dari asupan nutrisi yang tidak mencukupi yang dapat menyebabkan tumbuh kembang Si Kecil yang terhambat.
Ada beberapa gangguan pencernaan yang kerap terjadi pada Si Kecil. Yang umum terjadi adalah diare, dan BAB (buang air besar) disertai darah. Setiap masalah itu membutuhkan cara penanganan berbeda yang perlu diawali dengan mengenali penyebabnya.
Diare
Gangguan pencernaan diare adalah buang air besar dalam bentuk lebih cair. Gangguan ini terjadi karena fungsi saluran cerna bayi belum terbentuk sempurna. Namun, sebelum Ibu membawa Si Kecil ke dokter sebenarnya Ibu bisa menanganinya sendiri dulu di rumah.
Coba Ibu lihat, jika ada banyak air dalam BAB Si Kecil selama 8 jam terakhir, kemungkinan besar ia mengalami diare. Ingatlah apa yang diberikan kepada Si Kecil, karena diare bisa saja disebabkan oleh ketidakcocokan pada makanan yang diberikan, susu formula yang tidak dibuat dengan baik, udara dingin, efek obat antibiotik, atau bahkan keracunan makanan.
Maka, jika Si Kecil mengonsumsi ASI, cek pola makan bu. Apakah Ibu mengonsumsi makanan yang bersifat pencahar? Sebab apa yang Ibu makan sangat mempengaruhi kandungan ASI. Kemudian, jika si kecil diare setelah minum susu formula, konsultasikan ke dokter untuk mencari tahu susu formula yang lebih sesuai.
Saat Si Kecil mengalami diare, dia akan kehilangan banyak cairan tubuh. Pastikan Ibu mengatasi dehidrasi ini dengan memberikannya banyak cairan. Jika Si Kecil berusia di bawah 6 bulan, berikan ASI atau susu formula dan pantau situasi diare-nya selama beberapa jam ke depan.
Akan tetapi, bila gejala diare tetap berlanjut dan muncul demam tinggi pada Si Kecil, ada baiknya Ibu segera mengunjungi dokter.
BAB disertai darah
Gangguan pencernaan ini biasanya akan membuat Ibu panik. Sebab, Ibu akan jelas melihat warna darah pada toilet yang berkisar dari merah terang atau bahkan hingga hitam. Sebetulnya, dengan melihat warna tampilan darah dalam tinja itu membantu Ibu menentukan apakah kondisi tersebut memerlukan penanganan dokter atau tidak.
BAB berdarah pada bayi bisa juga merupakan tahap tumbuh kembang tubuhnya yang sedang beradaptasi dengan kehidupan di luar kandungan. Sebab, BAB bayi berubah-ubah seiring pertambahan usia serta perubahan asupan yang diterima mulai dari ASI, susu formula, sampai dengan makanan padat.
Akan tetapi penyebab BAB berdarah pada Si Kecil bisa juga karena sembelit atau alergi makanan tertentu. Alergi itu bukan hanya terjadi pada Si Kecil yang sudah bisa mengonsumsi makanan padat, tapi juga pada bayi yang masih menyusui karena Ibu mengonsumsi makanan penyebab alergi.
Kemudian, Ibu perlu cepat waspada jika darah dalam BAB Si Kecil ada dalam jumlah yang banyak. Keadaan itu dapat terjadi karena adanya reaksi alergi, infeksi virus, atau adanya bakteri pada pencernaan si kecil. Namun jika rutinitas dan tekstur BAB si kecil normal namun mengalami BAB berdarah, ada kemungkinan ia terkena alergi protein susu. Jika BAB berdarah disertai ruam pada kulit tubuh Si Kecil, mungkin ia mengalami eksim. Jika Si Kecil mengalami diare dengan darah pada BAB, ia mungkin mengalami infeksi karena bakteri.
Dalam keadaan seperti itu, Ibu harus segera konsultasikan pada dokter anak. Dokter akan memberitahu cara menenangkan Si Kecil dari ketidaknyamanan ini.
Sementara itu, Ibu juga bisa memberikan asupan susu formula dengan protein yang dipecah 50% lebih halus yang mudah dicerna, untuk membantu mengatasi kemungkinan diare dan perut peka Si Kecil yang berusia 1 – 3 tahun. Pastikan juga dalam asupan susu formula itu terdapat nutrisi yang dibutuhkan seperti Omega 3 dan 6, Kalsium, Zat Besi, Asam Folat, Vitamin B1, B6 dan B12 untuk mendukung perkembangan akal dan tumbuh kembang Si Kecil.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR