Menurut pakar telematika tersebut, justru masyarakatlah yang akan menjadi korban dari pembatasan media sosial tersebut.
Menurut Roy, para provokator pasti juga memiliki cara lain untuk tetap terhubung satu sama lain meski medsos dibatasi.
"Keputusan ini lebay, karena justru masyarakat yang menjadi korbannya," ucap Roy Suryo yang dilansir dari Kompas.com.
Roy Suryo juga menuturkan bahwa langkah tersebut tidak efektif, karena nantinya para provokator masih bisa menggunakan telegram.
"Apalagi para provokator tersebut pasti sudah punya cara-cara menyiasati medsos (pakai Telegram, dan sebagainya)," ujar Roy kepada Kompas.com.
Roy Suryo juga turut menghimbau pemerintah agar lebih selektif lagi dalam mengambil keputusan.
"Harusnya Kominfo benar-benar bisa selektif hanya mengenai mereka-mereka (para provokator) saja, bukan seluruh pengguna medsos di Indonesia," tambah Roy Suryo.
Baca Juga: Waspada! Ini Bahaya Pakai VPN Saat Akses Medsos Dibatasi Pemerintah
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR