Gejala konstipasi terlihat bila bayi mengerang kesakitan dan menjadi rewel kala mengeluarkan poop. Apalagi bila poop terlihat kering dan berbentuk butiran kecil-kecil dan kadang terdapat darah pada poop.
Penyebab konstipasi bisa jadi terjadi karena perubahan pola makan Si Kecil, misalnya penyesuaian jadwal makan, transisi ke makanan padat, atau saat Si Kecil berkenalan dengan makanan baru. Selain itu, perubahan rutinitas Si Kecil misalnya saat keluarga melakukan perjalanan jauh, atau Ibu menitipkan Si Kecil di tempat perawatan anak juga dapat menyebabkan konstipasi. Bahkan cuaca yang ekstrim ketika cuaca sangat panas dapat menjadi penyebab konstipasi.
Sebelum membawa Si Kecil ke dokter, Ibu bisa memberikan pertolongan pertama untuk mengatasi konstipasi. Misalnya dengan mengatur pergerakan Si Kecil. Semakin jarang ia bergerak, maka semakin besar risiko Si Kecil mengalami konstipasi. Membuat Si Kecil tetap bergerak (merangkak, berjalan atau bahkan membalikkan posisi Si Kecil) dapat membantu. Jika usia Si Kecil masih sangat muda, Ibu dapat menekan lutut Si Kecil ke arah perutnya.
Mitos konstipasi
Banyak orang yang menganggap bahwa susu formula yang terfortifikasi zat besi dapat menjadi penyebab konstipasi. Akan tetapi hasil studi terbaru membuktikan bahwa hal itu merupakan mitos. Zat besi merupakan bagian yang sangat penting dalam pola makan Si Kecil dan seharusnya tidak diabaikan. Bahkan, jika Si Kecil kekurangan zat besi, dokter akan merekomendasikannya untuk mengonsumsi suplemen. Zat besi memiliki peran dalam perkembangan otak Si Kecil dan memproduksi sel darah merah yang sehat.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR