Misalnya seorang anak yang mulai berkata kasar, pertama kali akan terdengar lucu, tapi respon menertawakan adalah salah.
Anak yang baru berkembang masih merespon dengan baik perubahan vokal, reaksi nonverbal, dan pujian.
Tawa dan senyum dari orang dewasa atas kebiasaannya tersebut akan membuatnya menganggap bahwa itu adalah sesuatu yang benar.
Nantinya, Si Kecil akan mengulangi apa pun perilaku yang memicu respon tersebut.
"Yang sering terjadi adalah ketika seorang anak mengeluarkan kata-kata umpatan, orang tua mengatakan 'ooooh!' Dan mulai tertawa histeris dan semacamnya karena anak itu mengeluarkan kata-kata umpatan," jelas Stephan.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Minimalisir Bahaya Melabel Anak dengan Ucapan Sederhana Ini
"Itu akan membuat Si Kecil ingin melakukannya lebih sering. Anak-anak juga biasanya menyukai perhatian yang didapatkan dari orangtuanya. Jadi, jika Si Kecil mengeluarkan kata-kata umpatan, jangan bereaksi meski sulit untuk tidak melakukannya, tapi jangan," saran Stephan.
Sebaliknya, beri reaksi positif ketika Si Kecil mengatakan sesuatu yang ingin ia katakan, misalnya berkata "tolong", "maaf" atau kata-kata manis lainnya.
Moms bisa lebih terlibat pada kegiatan yang saat itu sedang dilakukan anak.
Memarahi atau menampilkan frustrasi kepada anak yang sudah terlanjur senang mengeluarkan umpatan tidak akan membantu mempercepat proses pemulihannya.
Hal tersebut justru dapat membingungkan anak-anak, dan masih dianggapnya sebagai sebuah perhatian.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Ini 6 Cara Agar Tidak Memberikan Label Pada Anak
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR