Nakita.id - Uang datang dan pergi, begitulah kenyataan yang mesti kita hadapi, banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi dan uang salah satu jawabannya.
Namun kita tentu sering mendengar anjuran untuk menabung, karena tabungan untuk masa depan memang tak boleh dilewatkan.
Akan tetapi menabung mungkin bukan hal mudah dilakukan, Moms sendiri mungkin merasakan sulitnya menyisihkan uang dari kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Banyak kemudahan ditawarkan agar uang tak habis begitu saja, atau agar kita bisa memenuhi kebutuhan tanpa membayar di muka, salah satunya kartu kredit.
Cara ini banyak dipilih milenial, sayangnya justru membuat banyak orang malah menumpuk utang alih-alih tabungan.
Apakah Moms juga merasa boros dan sulit menabung?
Miliarder dan bintang televisi, Kevin O'Leary, membocorkan hal-hal yang mungkin jadi penyebab sulitnya milenial menyimpan uang.
Baca Juga: Tak Disangka, Hutang Miliaran Hantui Generasi Milenial, Kok Bisa?
Seperti yang dimuat laman CNBC, statistik menunjukkan bahwa generasi milenial masih menghabiskan uang untuk hal-hal yang ternyata tak begitu penting.
Bila pengeluaran itu tidak dilakukan, bisa menjadi penghematan yang sangat besar.
Yuk Moms, ketahui pengeluaran tak penting yang ternyata sering dilakukan milenial, hindari sebelum terlambat!
Baca Juga: #LovingNotLabelling, Berhenti Melabeli Si Kecil 'Tukang Ngompol' Justru Lakukan Ini
1. Kopi
Harga secangkir kopi sangat bervariasi di seluruh dunia, secangkir kopi bermerek terkenal, Starbucks, di Amerika rata-rata dihargai kisaran 2,75 dollar AS.
Merek berlogo wanita berwarna hijau itu membanderol harga jauh lebih mahal di Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan.
Rata-rata berkisar 6-8 dollar AS per gelas atau setara Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu jika 1 dollar AS sama dengan Rp 14.200.
Ini baru contoh salah satu merek kopi saja, sementara Moms mungkin mengetahui menjamurnya coffee shop yang menawarkan produk mereka, dengan harga yang tidak berbeda jauh.
Menurut O'Leary, rela merogoh kocek cukup dalam untuk secangkir kopi merupakan hal sia-sia.
Menurut aplikasi investasi personal, Acorns, selama tahun 2018 rata-rata orang Amerika Serikat menghabiskan 1.100 dollar AS (Rp 15,6 juta) per tahun untuk membeli kopi, atau sekitar 92 dollar AS (Rp 1,3 juta) per bulan.
Jumlah itu merupakan 30 persen lebih yang ditanamkan sepertiga orang Amerika untuk berinvestasi.
Baca Juga: Selain untuk Memasak, Ini 10 Manfaat Menakjubkan Minyak Sayur Bagi Kecantikan Kulit
2. Celana jin bermerek
Salah satu fashion item yang tak lekang oleh waktu ialah celana jin.
Tanpa kita sadari, mungkin Moms sudah membeli lebih dari 3 pasang celana jin bermerek terkenal.
O'Leary menyebutkan, seseorang tidak harus memiliki lebih dari 3 pasang celana jin.
Ia menekankan jika Moms memiliki lebih dari 3 pasang celana jin beremerek terkenal yang cukup mahal, maka itu keputusan yang buruk.
Secara umum, wanita berusia 16 tahun ke atas menghabiskan 76 persen lebih banyak membeli celana jin daripada pria.
Sementara, rata-rata orang dewasa berusia 25-34 tahun menghabiskan 161 dollar AS per bulan untuk pakaian.
Berdasarkan perbandingan kartu kredit CreditDonkey, jeans wanita harganya rata-rata 10 persen lebih tinggi daripada pria.
Menurut salah satu situs keuangan pribadi Amerika Serikat, saat ini sepasang jeans rata-rata berharga sekitar 60 dollar AS.
Berarti orang-orang Amerika menghabiskan 38,5 juta dollar AS per hari, dan 14 miliar dollar AS per tahun hanya untuk celana jin.
Baca Juga: Hanya #5MenitAja Buat Roti Panggang Sambal Alpukat Bisa Mencegah Penyakit Jantung
3. Sepatu
Salah satu pelengkap penampilan, tak bisa dipungkiri gaya bersepatu juga tak bisa kita abaikan.
Namun apakah Moms mengetahui, pengeluaran membeli sepatu juga salah satu kebiasaan yang menyebabkan kita sulit berhemat?
O'Leary mengatakan, seseorang tidak perlu mempunyai lebih dari 4 pasang sepatu.
Hal ini diperkuat paparan psikolog walau memiliki banyak sepatu, rata-rata seseorang hanya rutin mengenakan 3 - 4 pasang saja.
"Kamu bodoh jika membeli banyak sepatu. Karena kamu tidak akan pernah memakainya, sepatu-sepatu itu hanya akan terpajang di rak bertahun-tahun," kata O'Leary.
Dalam hal sepatu, wanita tampaknya merupakan pelanggar terburuk.
Pengecer sepatu DSW menunjukkan, 75 persen wanita di AS memiliki 20 pasang sepatu di tahun 2018.
Bayangkan sebesar apa pengeluaran hanya untuk sepatu, belum lagi jika Moms membeli sepatu bermerek ternama.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Source | : | CNBC.com |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR