Nakita.id - Menjadi saksi atas tumbuh kembang buah hati memang menjadi tantangan tersendiri ya Moms.
Apalagi jika buah hati sudah memasuki usia 5-6 tahun.
Buah hati yang telah memasuki usia di atas lima tahun, sudah mulai memasuki tahap banyak mengenal dan mengetahui berbagai hal.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Mengatasi Si Kecil dengan ADHD Tanpa Memberikan Label, Catat Moms!
Hal tersebut tentu banyak terpengaruh dari lingkungan sosial Si Kecil karena sudah mulai memiliki teman sepermainan.
Jika buah hati telah banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi secara sosial, sudah bisa dipastikan kalau ia akan merasakan berbagai karakter orang di sekitar mereka.
Moms pasti di rumah pernah menganalisa situasi mood buah hati.
Bahkan terkadang tanpa ditanyakan, anak akan secara sadar menceritakan bagaimana hari-hari mereka telah berjalan.
Mulai dari pengalaman yang menyenangkan hingga menyedihkan.
Sebagai orangtua, Moms dan Dads tentu harus siap ketika buah hati ingin mengungkapkan keluh kesah kesehariannya.
Anak yang sudah memasuki usia di atas lima tahun, tentu sudah bisa mengekspresikan suasana hati mereka.
Terkadang, tak disadari Moms dan Dads tak menghiraukan keluh kesah anak.
Biasanya, Moms atau Dads menyepelekan apa yang mereka rasakan.
Perlu diingat Moms, jangan pernah membandingkan permasalahan buah hati dengan permasalahan orang lain yang tidak sepadan usia dan lingkup sosialnya.
Jika Moms dan Dads terlalu sering menyepelekan dan membandingkan keluh kesah buah hati dengan orang lain, mulai saat ini ubahlah cara pandang Moms atau Dads.
Sebab, anak akan kehilangan kepercayaan pada orangtua karena apa yang ia ceritakan tak pernah didengar dengan seksama dan mendapat dukungan dari orang yang ia percaya.
Sebagai orangtua tentu kita harus menjaga kepercayaan anak ya Moms.
Melansir dari yummymummyclub.ca, beberapa poin penting yang membuat buah hati percaya lagi pada Moms atau Dads adalah mendengarkan ketika buah hati bercerita.
Lalu fokus pada apa yang diceritakan buah hati, hindari untuk mengerjakan hal lain Moms.
Tataplah mata buah hati, dengan begitu ia akan merasa diperhatikan dan lawan bicaranya antusias mendengarkan keluh kesahnya.
Baca Juga: #LovingNotLabelling, Berhenti Melabeli Si Kecil 'Tukang Ngompol' Justru Lakukan Ini
Biarkan sesi curhat ini menjadi ajang diskusi bagi Moms, Dads, dan buah hati.
Anak pasti akan ikut berpikir mengenai solusi tentang apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
Seperti misalnya, saat anak mendapat teguran dari guru di sekolah.
Maka anak akan mengatakan apa yang telah ia lalui di sekolah.
Tanyakan apa yang menjadi penyebab ia mendapat teguran tanpa memberikan intervensi pada buah hati.
Ajaklah buah hati untuk jujur dan terbuka.
Ia akan terlatih untuk mengevaluasi apakah tindakan yang ia lakukan yang menyebabkan mendapat teguran dari guru di sekolah itu salah atau benar.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Dampak Negatif dan Positif Memberi Julukan
Hal tersebut tentu akan membuah anak lebih aktif berpikir untuk menganalisa dan mengubah sikapnya apabila yang ia lakukan memang salah.
Perlu dihindari Moms atau Dads membenarkan atau menyetujui kalau anak mendapat teguran sebelum menanyakan dan mendengarkan keluh kesah buah hati secara runtut dan tuntas.
Tetap jaga kepercayaan dan selalu berikan tanggapan pada keluh kesah buah hati ya Moms!
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | yummymummyclub.ca |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR