Nakita.id - Moms, dalam melakukan komunikasi dengan anak, pernahkah Moms melakukan tindakan labelling?
Menurut Psikolog anak Erfianne S. Cicilia, S. Psi, labelling sendiri merupakan suatu tindakan memberikan label atau ciri atas perilaku anak.
Misalnya saja ketika Moms mengatakan bahwa Si Kecil jorok atau tidak bisa menjaga kebersihan, atau pun lambat dalam melakukan suatu hal.
Ucapan-ucapan itu rupanya akan memiliki dampak berar terhadap anak lo Moms.
Dampak yang akan dirasakan anak itu dapat berefek dalam jangka pendek hingga panjang.
Melansir tulisan nakita.id sebelumnya, biasanya Moms akan memulai memberikan label pada anak saat Si Kecil beusia 5 tahun.
Baca Juga: Berenang Saat Hamil Bikin Tidur Semakin Nyenyak, Ini Hal-Hal yang Harus Moms Perhatikan
Moms pun jadi cenderung memberikan sebutan yang buruk kepada Si Kecil.
"Labelling positif juga mudah sekali dilakukan, tetapi ketika masuk usia 4 menuju 5 tahun, mereka sudah mengenal teman, guru, dan orang dewasa lain.
Sehingga, nilai-nilai yang ditanamkan sehari-hari sudah mulai 'goyah', anak sudah mulai nakal, pintar membantah, pintar menjawab", jelas psikolog anak Erfianne S. Cicillia, S.Psi, di acara "Stop Labelling Pada Anak!" yang diselenggarakan Nakita.id pada Sabtu (3/11/2018) di Gedung Kompas Gramedia Majalah, Jakarta Barat.
Menjadi bagian dari orangtua milenial, Moms perlu mengetahui apa yang menjadi kekhawatiran orangtua yang pada akhirnya bisa memberikan label kepada anak.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | nakita.id |
Penulis | : | Salmaa Awwaabiin |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR