Nakita.id - Beberapa waktu belakangan, beredar kabar hoax tentang Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang sedang mengalami masa kritis.
Akan tetapi, ternyata hal tersebut tidak betul adanya.
Melansir dari Surya.co.id, Kabag Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Muhammad Fikser mengatakan kabar tersebut tidak benar.
Baca Juga: Wali Kota Surabaya Risma Dikabarkan Kritis, Begini Kondisinya Saat Ini
Bahkan, ia yang menunggu di RSUD Dr Soetomo hingga pukul 02.00 WIB, menyebut kondisi Risma sudah lebih baik karena bisa merespons.
Kabar soal Risma tak sadarkan diri turut dibantah, karena ketidaksadaran diri bukan disebabkan parahnya penyakit, melainkan efek obat bius.
"Ibu sekarang lebih baik ya. Jadi ibu tetap seperti yang kemarin, tapi jauh lebih baik jarena merespons. Jadi bukan tidak sadar diri, ibu bisa melihat dan merespons.
Baca Juga: Rasakan Kepedihan Mendalam, Tangis Tri Rismaharini Pecah Saksikan Tragedi Bom Surabaya
"Itu karena memang ada diberikan semacam obat bius. Jadi setelah bangun ya respons, tidur lagi. Memang diberikan waktu untuk istirahat.
"Tapi kalau sampai tidak sadarkan diri yang berkembang di media sosial itu tidak benar," papar Fikser, Kamis (27/6/2019) melansir dari Surya.co.id.
Ia menambahkan, Risma sudah sempat berkomunikasi dengan kedua anaknya, Fuad dan Tantri, serta bertemu suaminya.
Melansir dari Kompas.com, menurut hasil diagnosis dokter yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr Febria Rachmanita, Risma menderita sakit maag dan asma.
Namun, menurut dr Pesta Parulian selaku Kepala Humas RSUD Dr Soetomo, serangan asma yang dialami wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu memiliki gradasi.
Baca Juga: Sudah Tiba di Surabaya, Risma Langsung Jenguk Korban Bom Gereja
Sebelumnya, Risma diketahui telah dirawat di RSUD Dr. M. Soewandhie dan sebelum akhirnya dirujuk di RSUD Dr Soetomo.
Dan kini, kondisi Risma dikatakan lebih membaik dan stabil.
"Artinya tidak segawat atau seberat saat (dirawat) di rumah sakit Soewandhie," kata Pesta saat jumpa pers di Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr Soetomo, Rabu (26/6/2019).
Meski begitu, pihak RSUD menerjunkan 15 personel dokter spesialis untuk menangani kondisi kesehatan Risma.
Pesta menjelaskan belasan dokter tersebut terdiri dari dokter anestesi, dokter paru-paru untuk memeriksa penyakit asma Risma, dokter penyakit dalam, dan dokter mikrobiologi untuk menilai nilai-nilai laboratorium yang sedang diperiksa.
Lalu ada pula dokter jantung yang mengawal performa detak jantung Risma, dokter radiologi untuk mengevaluasi gambaran-gambaran pemeriksaan diagnostik yang dilakukan dengan rontgen, dan dokter patologi klinik.
"Jadi kita sangat perlu untuk memonitor di rumah sakit yang artinya menjadi rujukan tertinggi di provinsi ini. Di mana ada banyak konsultan yang bisa memberikan pendapat-pendapat untuk hal-hal apa saja yang perlu dilakukan," tutur dia.
Untuk memastikan kondisi Risma benar-benar pulih dan stabil, Pesta mengimbau Risma tidak dulu berinteraksi secara langsung selama perawatan intensif.
"Kami mohon kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk turut mendoakan ibu (Risma), meskipun belum bisa secara langsung melihat atau menjenguk ibu, karena ini demi kesehatan ibu juga," imbuh Pesta melansir dari Kompas.com.
"Sementara ibu kita istirahatkan dulu. Kita jauhkan dari komunikasi, supaya ibu istirahat dengan tenang," ujarnya.
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR