Nakita.id – Berpulangnya Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentu meninggalkan kesedihan yang mendalam.
Apalagi jika mengingat perjuangan Sutopo semasa hidup untuk menaklukkan kanker paru-paru yang diidapnya.
Namun, setelah 1 tahun lebih berjuang, akhirnya Sutopo dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Berbicara soal kanker paru-paru, memang penyakit tersebut merupakan salah satu momok dalam dunia medis.
Baca Juga: Berikan Perlindungan Alami Saat Puasa, Si Kecil Sehat dan Orangtua Pun Tenang
Dikutip dari Kompas.com, kanker paru-paru adalah salah satu kanker yang paling sering diderita banyak orang dan kasus ini ditemukan hampir di semua tempat dan negara.
Bahkan, sebuah data pada tahun 2015 silam menyatakan bahwa sudah terdapat 1,7 juta orang yang menderita kanker paru-paru.
Sayangnya, kanker ini seringkali terlambat diketahui oleh penderitanya.
Alhasil, para penderita umumnya baru mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit ini setelah mencapai stadium 4.
Tidak hanya itu, dikatakan pula bahwa sekitar 20 persen orang yang meninggal karena kanker paru-paru, ternyata tidak pernah merokok.
Oleh karena itu, penting sekali untuk menyadari sejak dini faktor risiko kanker paru-paru terutama untuk perokok pasif.
1. Terpapar polusi udara yang kotor
Risiko kanker paru-paru juga bisa meningkat apabila sering menghirup udara kotor seperti di jalanan.
Dikutip dari Cancer.org, peneliti menemukan bahwa polusi udara menyebabkan 5% kematian dalam kasus kanker paru-paru.
2. Genetik
Sebagian orang secara genetik memiliki risiko kanker paru-paru.
Mutasi genetik spesifik itu seringkali ditemui pada pasien kanker paru-paru yang tidak merokok.
Mereka yang memiliki keluarga dekat menderita kanker paru-paru dan tidak merokok ternyata juga berisiko tinggi menderita penyakit yang sama.
3. Mengonsumsi suplemen diet
Tak selamanya baik, diet ternyata juga bisa menyebabkan kanker paru-paru.
Diet yang dimaksud di sini adalah diet dengan mengonsumsi suplemen dan vitamin tertentu.
Sebagai contohnya, studi menunjukkan bahwa risiko kanker paru-paru meningkat pada perokok yang mengonsumsi suplemen beta-karoten.
4. Meminum air yang mengandung arsenik
Arsenik adalah salah satu bahan kimia yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kanker paru-paru.
Bahan kimia ini ternyata bisa ditemukan di air minum yang tidak bersih.
5. Terpapar radium dan asbes
Kedua bahan kimia ini ternyata juga berbahaya dan bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
Radium merupakan bahan kimia yang tak berbau, tidak berasa dan tidak terlihat.
Radium bisa berbahaya saat terkonsentrasi di satu ruangan, terutama di rumah atau bangunan yang memiliki basement atau ruang bawah tanah.
Sedangkan, asbes biasanya ditemukan di pabrik-pabrik industri tekstil, pertambangan dan galangan kapal.
Bahan kimia ini bisa menyebabkan orang berisiko terkena mesothelioma, tipe kanker yang muncul di pleura, salah satu bagian paru-paru.
6. Terpapar bahan karsinogen
Selain asbes dan radium, bahan karsinogen juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
Baca Juga: Kanker Paru Paru Renggut Nyawa Sutopo, Ternyata Suara yang Berubah Bisa Jadi Tanda Awalnya
Sebut saja uranium, arsenik, berilium, silika, vinyl klorid, nikel dan kromium, serta arang dan tempat pembuangan asap diesel.
7. Pernah menjalani terapi radiasi
Seseorang yang pernah menjalani terapi radiasi terutama di bagian dada memiliki kemungkinan terkena penyakit kanker paru-paru.
Sebagai contoh, wanita yang pernah diterapi setelah proses masektomi akibat kanker payudara.
Baca Juga: Sutopo Meninggal, Kasih Sayang Sang Ibu Mengiringi Kepergiannya Mengembuskan Napas Terakhir
Source | : | Kompas.com,cancer.org |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR