Nakita.id - Meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho menyisakan kesedihan bagi banyak pihak.
Dikabarkan Sutopo Purwo telah menjalani berbagai pengobatan untuk melawan penyakit kanker paru-paru.
Ia sering memperlihatkan berbagai pengobatan yang sedang dilakukan melalui Instagram.
Melalui Instagramnya pula, ia jarang terlihat bersedih atau menitikan air matanya.
Namun, tiga bulan lalu tepatnya tanggal 13 Maret, Sutopo sempat mengunggah fotonya ketika menitikan air mata.
Tak hanya itu, Sutopo juga menuliskan isi hatinya yang membuat warganet turut bersedih.
Tampak dua tetesan air mata akan jatuh dari matanya.
Matanya sayu dengan wajah yang tampak bersedih.
Ia menuliskan jika bukan berarti orang yang kuat tak pernah menangis.
Karena menurutnya menangis merupakan hal wajar saat seseorang terkena musibah.
Sutopo mengaku bahwa dengan menangis bisa melepaskan segala beban di hati.
Baca Juga: Galih Ginanjar Diceritakan Soal Suramnya Hidup di Penjara, Raffi Ahmad: 'Wajahnya Jadi Ketakutan'
Ia percaya, setelah menangis di hadapan Tuhan, hatinya akan menjadi lebih tenang.
"Insya Allah jika setelah menangis di hadapan Allah, hati ini rasanya akan lebih tenang dan pikiran akan lebih terbuka. Yakinlah bahwa Allah mendengar dan melihat tangisan kita. Allah akan memberi jalan keluar yang terbaik kepada hambanya yang mau menyesali kesalahannya dan memohon pertolongan kepada-Nya.," tulis Sutopo dalam unggahannya.
Sontak banyak warganet turut bersedih hingga membanjiri kolom komentarnya dengan doa.
"Insaallah bapak orang baik pasti di kasih tempat yg paling baik ," komentar @dwi.setyorinie dengan emoticon menangis.
"Sedih banget baca postingan bapak ini (emoticon) semoga kel yg ditinggalkan sabar dan tabah.," komentar @meyliritarahmayanti.
"Selamat jalan bapakk ya allah bapak udah ga ngerasain sakit lagi, bpk udh sehat, semoga amal ibadah bapak diterima disisi Allah Swt,aamiin, sedih + terharu baca caption postan bapak ini," tulis @delvadista.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR