Supaya tidak menjadi kebiasaan, dengan melihat plus minus di atas, orangtua bisa mempertimbangkan kapan dan pada situasi seperti apa saja anak boleh digendong. Berikut panduannya:
a. Baiknya saat bayi menangis, jangan langsung menggendongnya. Pastikan apakah popoknya basah atau sesuatu terjadi pada tubuhnya. Bila tidak, cukup tenangkan di tempat tidur/boksnya.
b. Nah, bila bayi sudah telanjur biasa digendong, awalnya pasti ia akan rewel dan terus menangis minta perhatian.
Orangtua harus "tega", sebab pada saat itu sebenarnya bayi sedang berusaha "mengerti" bahwa kini tangisnya tak lagi ampuh sebagai "senjata" untuk membuat orangtuanya mengulurkan tangan menggendongnya.
c. Percayalah, meski tidak menggendongnya, bukan berarti orangtua tidak memedulikannya. Ajak bayi ngobrol atau becanda meski tidak mengangkatnya dari tempat tidur sampai tangisnya reda.
d. Kalau bayi sudah agak besar, coba dudukkan dengan nyaman baru ajak ngobrol. Usap-usap tubuh, pipi atau rambutnya dengan lembut.
e. Bisa juga alihkan perhatiannya dengan memberikan mainan yang disukainya. Bisa jadi bayi menangis karena tidak nyaman.
f. Orangtua dan seluruh orang dewasa di rumah harus konsisten untuk melaksanakan komitmen ini. Dengan begitu bayi tidak "memanfaatkan" celah yang ada. Jangan salah, meski masih bayi, si kecil sangat cerdas membaca situasi yang ada di sekelilingnya. Sekali tidak konsisten, orangtua yang repot belakangan.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR