Sebagai putri Ubud, Maya harus benar-benar matang dalam memutuskan pernikahan.
Bila orang biasa bisa menikah dengan siapa saja tanpa memandang kasta, hal berbeda dirasakan Maya.
Maya diminta untuk menikah dengan orang Bali yang berasal dari kasta sama atau lebih tinggi, apabila tidak ingin kehilangan gelarnya sebagai Putri Ubud.
"Ini yang rumit," katanya, tersenyum. “Bagi saya, cinta adalah cinta. Jika Anda menemukan seseorang yang Anda cintai, yang tidak berasal dari kasta yang sama atau kasta yang lebih tinggi dari Anda, itu bagus," kata Maya dikutip Daily Telegraph Australia.
“Saya tidak akan menjadi Tjokorda Sri Maya Kerthyasa lagi. Saya hanya akan menjadi Maya. Itu tidak mengganggu saya, tetapi itu mengganggu saya untuk berpikir bahwa saya akan mengecewakan orang lain melalui keputusan seperti itu," lanjutnya.
Maya bercerita bahwa keluarganya mencarikan dirinya jodoh yang memiliki kasta tinggi di Bali.
Namun, menurut Maya banyak di antaranya masih menjadi kerabat dekat karena keturunan kasta tinggi Bali semakin sedikit.
"Banyak di antara mereka terlalu dekat (kekerabatannya) dengan saya."
“Begitulah cara mereka melakukannya di hari itu. Saya pikir sekarang kolam gen semakin sedikit.”
Source | : | Nakita,Daily Telegraph |
Penulis | : | Salmaa Awwaabiin |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR