Oleh karena itu, rasa sakit akibat haid yang dialami wanita dianggap sebagai penghalang produktivitas kerja mereka.
Pushpa, seorang pekerja ladang, mengalami hal ini.
Tiap menstruasi ia merasa sakit dan mengalami pendarahan deras, kerjanya pun terhambat karena kondisinya tersebut.
Lantas Pushpa yang saat itu baru berusia 26 tahun memilih untuk melakukan operasi pengangkatan rahim sebagai 'obat' permanen.
Selain Pushpa, sesama wanita pekerja ladang, Rukhmini Tandale, juga melakukan hal yang sama.
Parahnya, dokter di daerah Beed justru memberikan 'dukungan' bagi para wanita pekerja ladang untuk mengangkat rahim mereka.
Bahkan, Tandale bercerita, jika dokternya mengatakan pengangkatan rahim dapat mencegah kanker.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Aljazeera |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR