Kedua, kebiasaan menunda buang air kecil sebelum tidur.
Ketiga, peningkatan produksi urin yang disebabkan konsumsi minuman dengan jenis bahan tertentu.
Keempat, produksi urin yang berlebihan pada sore dan malam hari.
Sedangkan pada secondari nocturnal enuresis, terjadi pada anak yang mengompol hanya sesekali.
Saking jarangnya, terkadang jarak antar kebiasaan mengompol ini bisa mencapai 12 bulan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yaitu;
Baca Juga: Waspada Kanker Darah pada Anak, 7 Gejala Leukemia Ini Sering Tak Disadari Orangtua!
Pertama, infeksi saluran kemih yang menyebabkan iritasi dan meningkatkan frekuensi keinginan untuk buang air.
Kedua, kelainan pada organ, otot, saraf, atau masalah kantung kemih lainnya.
Ketiga, masalah neurologis yang terjadi saat saraf memiliki cacat, cedera, atau penyakit yang menyebabkan ketidakseimbangan neurologis untuk buang air kecil.
Source | : | Parenting First Cry |
Penulis | : | Bela Moneta |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR