Nakita.id - Sidang kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan Deri Permana atau Prada DP pada kekasihnya Vera Oktaria masih terus berjalan.
Sidang terus mendatangkan saksi-saksi kunci terkait pembunuhan yang dilakukan oleh Prada DP.
Dalam sidang yang berlangsung pada, Kamis (1/8/2019) lalu, nama Serli kerap disebut oleh Prada DP.
Salah satu saksi yang bernama Iqbal memberi kesaksian bila Serli merupakan kekasih Prada DP.
"Serli itu bisa dibilang pacar Deri. Tapi sejak kapan pacarannya, saya tidak tahu," ujarnya mengutip dari Tribun Sumsel.
Iqbal berujar dirinya mengenal Serli pada tanggal 6 Mei 2019, tepat dua hari setelah Prada DP kabur dari pendidikan kejuruan infantri di Baturaja yakni pada tanggal 4 Mei 2019.
"Serli yang kasih makan dan selimut setelah Deri kabur," ungkapnya.
Iqbal mengaku tidak terlalu mengenal Serli.
Akan tetapi, Serli menampik bila dirinya merupakan kekasih atau selingkuhan Prada DP yang memberi tumpangan Prada DP setelah melakukan pembunuhan.
Mengutip dari Tribun Sumsel, Serli mengakui ia merupakan teman dekat Prada DP, namun ia mengatakan sudah punya kekasih.
Serli bertemu dengan Prada DP pada tanggal 4 Mei dan berturut-turut bersama sampai tanggal 7 Mei 2019.
Pertemuan kembali Prada DP dan Serli dimulai dari pesan ke instagram-nya dari Prada DP.
Setelah itu keduanya pun bertemu dan bersama di kos Prada DP.
Baca Juga: Prada DP Beri Kesaksian Telah Hamili Vera Oktaria, Bagaimana Hasil Visum Kepolisian?
Saat itu Prada DP diketahui lari dari kesatuannya.
Pada malam tanggal 7 Mei 2019 saat itu Serli menginap di kos Prada DP.
Saat subuh ia sadar ternyata Prada DP tak ada lagi di kamar itu.
Baca Juga: Tak Selesai Mutilasi Tubuh Vera Oktaria, Prada DP Ungkap Alasannya! Masih Sayang, Tapi Kok Dibunuh?
Pintu kamar dalam keadaan terkunci dan ia sendirian di dalam kamar itu.
"Handphone saya juga dibawa oleh Deri," kata Serli.
Pengakuan Saksi Imelda
Selasa (6/8/2019), sidang kembali berlangsung di Pengadilan Militer I-04 Palembang.
Dihadirkannya Imelda, saksi ke-6 yang merupakan sahabat mendiang Vera Oktaria.
Mengutip dari Kompas.com, Imelda mengatakan hubungan asmara antara Vera dan Prada DP berlangsung pada tahun 2015.
Pada awal pacaran, mereka masih mesra tanpa terjadi cek-cok.
Namun, setahun pacaran, Prada DP mulai berprilaku kasar kepada Vera bahkan melakukan penganiayaan.
Baca Juga: Prada DP Beri Kesaksian Telah Hamili Vera Oktaria, Bagaimana Hasil Visum Kepolisian?
"Sekitar tahun 2017 saya pernah melihat korban dan pelaku ini bertengkar di rumah Vera. Waktu itu Vera dicekik oleh Prada DP, mereka ribut masalah memori handphone," kata Imelda.
Diungkapkan Imelda, Vera telah beberapa kali bercerita kepadanya bahwa dia ketakutan karena Prada DP sering melakukan penganiayaan.
Bahkan, Vera sempat pindah ke Kota Bengkulu untuk menghindari Prada DP.
Namun, usaha itu gagal lantaran terdakwa menjemputnya dari tempat tersebut.
Mengetahui Prada DP kabur dari tempat pendidikan TNI, membuat Vera makin ketakutan akan dicari oleh terdakwa.
"Vera sempat cerita, DP ini pernah ngomong lebih baik kamu (korban) mati daripada diambil orang. Korban makin ketakutan saat tahu pacarnya itu kabur," ujarnya.
Imelda juga mengatakan bila Vera ingin mengakhiri hubungannya dengan Prada DP, tapi Prada DP selalu mengancamnya.
Setelah mendengarkan kesaksian dari Imelda, Hakim Ketua Letkol CHK Khazim memberikan kesempatan kepada Prada DP untuk bertanya kepada saksi.
"Saudara terdakwa, apa ada yang mau ditanyakan kepada saksi?" tanya Letkol CHK Khazim.
"Siap, ada yang mulia," ucap Prada DP.
"Saksi, bagaimana kamu tahu saya putus sama Vera?" tanya Prada DP.
"Vera yang cerita," jawab Imelda.
"Saya sama Vera selama inikan harmonis, kok kamu tahu saya putus sama Vera?" timpal terdakwa Prada DP.
Mendengar pengakuan Prada DP bahwa hubungan Prada DP dan Vera selama ini harmonis, ibu Vera naik pitam.
Kompas.com bahkan mendeskripsikan bahwa ibu Vera yang bernama Suhartini terlihat marah.
"Harmonis dari mana!" ucap Suhartini.
Source | : | Kompas.com,Tribun Sumsel |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR