Nakita.id - Tentunya Moms ingin proses persalinan berlangsung lancar, tetapi bisa jadi Moms harus melahirkan secara induksi.
Apa itu melahirkan secara induksi?
Moms mungkin bertanya-tanya apakah melahirkan secara induksi sama seperti melahirkan sesar, dan apa bedanya dengan persalinan normal.
Baca Juga: Selain Induksi, Ini Cara Alamiah Mempercepat Proses Persalinan
Melansir Mayo Clinic, induksi dalam persalinan adalah stimulasi kontraksi uterus pada proses persalinan sebelum persalinan alami berlangsung.
Biasanya induksi dilakukan dengan pemberian hormon tambahan untuk membantu mulut rahim cukup matang dan mampu dilewati Si Kecil sebagai jalur lahir.
Ada pula prosedur-prosedur lainnya, tetapi bukan dalam bentuk pembedahan besar layaknya operasi sesar.
Dokter atau tenaga medis biasanya menganjurkan persalinan diinduksi karena beberapa masalah yang mungkin dapat mengancam keselamatan baik ibu maupun sang bayi.
Beberapa kondisi yang dianjurkan untuk mendapatkan induksi persalinan ialah:
1. Kehamilan melewati tanggal HPL
Moms mendekati dua minggu setelah HPL, dan persalinan belum dimulai secara alami.
2. Ketuban pecah dini
Air ketuban Moms sudah pecah, tetapi belum ada proses pembukaan mulut rahim.
Baca Juga: Moms Bingung Memilih Metode Persalinan? Ini Kelebihan Melahirkan Normal
3. Korioamnionitis
Moms mengalami infeksi pada rahim sehingga tak memungkinkan untuk bersalin dengan cara alami.
4. Berat badan Si Kecil kurang
Perkiraan berat bayi kurang dari 10 persen dari yang diperkirakan untuk usia kehamilan ketika persalinan berlangsung.
Jika mendesak, maka pada kondisi ini Moms akan melakukan persalinan dengan cara diinduksi.
5. Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah kondisi ketika tidak ada cukup cairan ketuban di sekitar bayi.
Ini menyebabkan persalinan normal tanpa induksi tak mungkin dilakukan karena dapat mengancam keselamatan bayi.
Sebab Si Kecil harus segera dilahirkan dan menunggu proses bukaan alami bisa jadi terlalu lama.
6. Diabetes gestasional
Pada kehamilan, ada risiko Moms mengalami diabetes walau sebelumnya tak menderita kondisi ini.
Jika Moms memiliki diabetes yang berkembang selama kehamilan, maka sebaiknya persalinan dilakukan dengan cara induksi.
Baca Juga: Moms Baru Melahirkan Bayi Laki-laki? Yuk Kenali 5 Langkah Tanpa Repot Mengganti Popok Si Kecil
7. Gangguan tekanan darah tinggi
Moms bisa saja memiliki komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain (preeklampsia).
Tekanan darah tinggi yang terjadi sebelum kehamilan atau yang terjadi sebelum 20 minggu kehamilan (tekanan darah tinggi kronis), atau tekanan darah tinggi yang berkembang setelah 20 minggu kehamilan (hipertensi gestasional) membahayakan keselamatan Moms dan janin.
Oleh karena itu ketika persalinan berlangsung, sebaiknya induksi dilakukan untuk mempermudah.
8. Solusio plasenta
Kondisi ini berarti plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan, baik sebagian atau seluruhnya.
Solusio plasenta berbahaya, sehingga persalinan perlu segera dilakukan.
Maka biasanya dalam kondisi ini, perlu dilakukan induksi persalinan.
9. Kondisi medis tertentu
Moms memiliki kondisi medis seperti penyakit ginjal atau obesitas, yang menyebabkan proses persalinan berisiko.
Maka akan dianjurkan bersalin dengan induksi untuk mengurangi risiko tersebut.
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR