Nakita.id - Bicara tahun 90-an maka tak bisa lepas dari dunia hiburan yang populer saat itu, yakni jagat pertelevisian.
Maklum, hiburan di masa 90-an memang belum sevariatif sekarang, ketika internet booming dan mempermudah kita mencari aneka pelepas penat.
Ketika YouTube bahkan belum dikenal, memang masyarakat Indonesia seperti 'demam' menonton serial televisi.
Di era 90-an, televisi banyak menyajikan tayangan untuk berbagai usia, sehingga televisi bisa dibilang jadi hiburan keluarga tahun 90-an.
Banyak artis sinetron yang kemudian melejit namanya setelah membintangi sinetron di tahun 90-an, bahkan mungkin sampai dikenal hari ini.
Namun tak sedikit pula yang justru menghilang tak pernah terdengar lagi kabar beritanya, lantas kemudian muncul dengan kabar memilukan.
Salah satunya aktor dari sinetron yang terkenal di tahun 90-an, 'Tuyul dan Mbak Yul'.
Sinetron yang bercerita tentang petualangan seorang tuyul nakal dan persahabatannya dengan manusia ini sempat banyak digemari.
Bahkan sinetron ini juga sempat ditayangkan ulang dan dibuat ulang.
Sinetron ini memang melambungkan nama Oni Syahrial yang berperan sebagai bintang utama, si tuyul bernama Ucil yang bersahabat dengan manusia.
Namun selain Oni Syahrial, ada sosok lain yang tak kalah penting di sinetron satu ini.
Masih ingat jin laut yang akhirnya jadi teman Ucil, yang memiliki tubuh besar dan kerap menolong Ucil dari kejaran tuyul-tuyul lain?
Dialah si Kentung, yang tingkah polahnya bersama Ucil kerap membawa nuansa jenaka dan mengundang tawa.
Berbanding terbalik dengan Oni Syahrial, melansir Serambi News, pemeran Kentung yang bernama Bambang Triyono itu justru mengalami kisah hidup menyedihkan.
Sempat terkenal karena sinetron yang dibintanginya, Bambang Triyono kehilangan popularitas hingga kehidupannya di masa tua sangat memprihatinkan.
Mengutip Tribun Jateng, sosok Bambang Triyono memang tak pernah lagi muncul di layar kaca sejak sinetron 'Tuyul dan Mbak Yul' selesai.
Ternyata kehidupannya terpuruk, bahkan dikabarkan ia tinggal sebuah kamar sempit yang bulanannya dibayarkan oleh relawan yang prihatin atas hidupnya.
Sebab pada tahun 2010, Bambang Triyono mengalami penurunan kondisi ekonomi dan kesehatan hingga ia terserang stroke.
Dalam keadaan lumpuh tak bisa bergerak, setahun kemudian Bambang didera cobaan lain.
Sang istri malah menggugat cerai dirinya yang tengah terpuruk itu.
Lantas Bambang pun kemudian hidup sebatang kara di kamar sempit, anaknya hanya sesekali mengunjunginya.
Dinas Sosial Kota Yogyakarta pun sempat membawanya ke panti jompo karena tak ada yang bisa mengurusnya.
Tahun 2015 silam akhirnya ia tutup usia karena penyakit yang dideritanya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Tribun Jateng,Serambi News |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR