Responden penelitian dibagi menjadi dua kelompok secara acak, pertama diberi induksi pada usia 39 minggu dan kelompok kedua diminta menunggu kelahiran lebih lama.
Hasilnya, ibu hamil yang diinduksi pada usia 39 minggu peluangnya untuk menjalani operasi caesar jauh lebih kecil dibanding ibu pada kelompok dua yang menunggu persalinan secara alami.
Selain itu, risiko komplikasi seperti infeksi, pendarahan, dan meninggal saat lahir juga tidak ditemukan pada kedua kelompok.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, temuan ini membantu para dokter untuk bisa menawarkan induksi persalinan untuk melahirkan di usia kandungan 39 minggu pada ibu hamil yang sehat dan tidak memiliki risiko kehamilan.
Meski bermanfaat, induksi di usia kehamilan 39 minggu tidak serta merta harus diberikan pada ibu hamil.
Sehingga tidak semua ibu hamil perlu diinduksi. Ini hanya menjadi sebuah opsi.
Sebaliknya, induksi persalinan di usia 39 minggu bisa menjadi pilihan bagi Moms tertentu yang ingin diinduksi.
"Temuan ini tidak untuk merekomendasikan atau mendorong dilakukannya induksi bagi semua ibu hamil pada usia 39 minggu. Namun, bila ada seorang ibu hamil datang ke dokter kandungan dan minta diinduksi, temuan ini bisa jadi bahan pertimbangan," tegas Dr Errol Norwitz, ketua kebidanan dan ginekologi di Tufts University School of Medicine, dilansir Live Science, Kamis (9/8/2018).
Baca Juga: Tyas Mirasih Syuting Bareng Raffi Ahmad, Suami Langsung Ikut Temani Seharian:
Bila tak ingin melakukan induksi, Moms juga bisa melakukan beberapa tips berikut agar dapat melakukan persalinan dengan lancar, Moms.
Menurut dr Ardiansjah Dara, SpOG, dari MRCCC Siloam Semanggi, berikut beberapa tips untuk membantu memperlancar persalinan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR