Nakita.id - Hidup memang terkadang tidak semulus yang kita harapkan bukan Moms?
Terlebih mengenai apa yang harus dilakukan untuk menyambung hidup dan menghidupi keluarga.
Seperti sosok petinju tanah air Rivo Kundimang, ternyata jalan hidup yang dipilihnya tak sesuai dengan harapan.
Baca Juga: Diduga Ada Unsur 'Berat Sebelah', Petinju Indonesia Daud Yordan Diminta Warganet Tanding Ulang!
Rivo Kundimang dinilai telah memiliki pencapaian prestasi yang luar biasa bagi nama bangsa Indonesia.
Pencapaiannya di ring tinju tak bisa diremehkan begitu saja.
Bagaimana tidak, ia sukses meraih dua gelar tinju internasional pada usianya yang tergolong muda.
Baca Juga: Asian Games 2018 Belum Mulai, Petinju Pelatnas Ini Meninggal Dunia
Petinju asal Manado, Sulawesi Utara, pemegang gelar WBC Asia Youth dan IBF Pan Pacific kelas Super Light 63,5 Kg.
Namun, dibalik prestasiya yang gemilang, ternyata kehidupannya saat ini justru berbanding terbalik dengan kesuksesannya.
Usai namanya dielu-elukan di ring tinju sebagai atlet berbakat, kini dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Rivo harus menjadi buruh kasar, lebih tepatnya menjadi kuli bangunan.
Melansir dari Kompas.com, Rivo menuturkan kecilnya pendapatan sebagai petinju membuatnya banting setir.
Pengidola Chris John ini tak pernah mendapatkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat masih menggeluti dunia tinju.
Baca Juga: Ketahui 2 Fase Tidur REM dan Non-REM Pada Bayi, Ini Penjelasannya Moms
Rivo menjelaskan, saat masih di dunia tinju ia mendapat honor sesuai dengan kotrak yang telah ia tanda tangani.
Dalam waktu tujuh bulan Rivo hanya mendapatkan honor sebesar Rp 12 juta.
Penghasilannya itu terbilang sangat kecil bagi seorang penyabet juara dunia olahraga tinju.
Bahkan, saat masih menetap di Jakarta selama sekitar dua tahun, Sang Mantan Juara Tinju ini terpaksa harus berhemat.
Ia harus bertahan di kehidupan Jakarta yang terkenal mahal dengan uang Rp 50.000 untuk sehari.
Sehingga dalam satu minggu ia hanya memiliki jatah uang makan Rp 350.000.
Jumlah ini tergolong kecil jika dibandingkan saat dirinya menjadi kuli bangunan.
Pada saat ia menjadi kuli bangunan, upah sejumlah Rp 150.000 bisa ia peroleh setiap harinya.
Bahkan dalam sebulan sudah ia bisa mendapatkan upah sekitar Rp 4,5 juta.
Rivo mengenang juga masa sulit di Jakarta bersama sang istri.
Ia harus rela makan kacang-kacangan, rempeyek, dan minum kopi untuk menghemat uang.
Mirisnya lagi, sebagai seorang atlet tinju kelas dunia, ia hanya diberi uang sebesar Rp. 100.000 untuk membeli asupan vitaminnya.
Baca Juga: Billy Syahputra Geram, Sebut Jadi Korban Penipuan hingga Dapat Sumpah Serapah dari Oknum Ojek Online
"Uang itu hanya beli vitamin CDR saja sudah habis. Seharusnya kita diberikan susu atau vitamin yang lebih untuk kebugaran," ujar Rivo.
Dulu Rivo sempat dijanjikan sepeda motor saat menyabet juara kelas IBF Pan Pacific oleh pihak sponsor, akan tetapi tidak pernah ditepati janjinya.
Hidup dengan profesi petinju yang dinilai tidak layak membuat Rivo dan sang istri memilih kembali ke Manado dan beralih profesi.
Mantan juara tinju dunia ini masuk ke dunia olahraga tinju sejak usianya 10 tahun.
Baca Juga: Sungguh Menyayat Hati! 5 Tahun Jalin Asmara, Sepasang Kekasih Gagal Menikah Gara-Gara Ini:
Pria kelahiran 1 November 1997 ini masuk ke dunia tinju, karena orangtuanya melihat bakat pada diri Rivo.
Rivo pertama berkarir di sasana Panther, kemudian naik ke tinju profesional sasana Aquase, baru pindah ke Navaz Boxing Camp.
Prestasi terakhir yang ia sabet bahkan belum ada enam bulan lamanya, yakni pada April 2019 kemarin.
Ia merebut sabuk juara IBF Pan Pacific kelas Super Light 63,5 Kg dan menang atas petinju Filipina, Ryan Sermona.
Source | : | Kompas.com,hot.grid.id |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR