“Justru malah kalau kita mengonsumsi katuk untuk mencapai tadi yang dijelaskan, hormon prolaktin, itu sekali konsumsi kan harus 200 mg, jadi lumayan banyak kan daun katuk kalau kita masak, nggak mungkin kita makan satu panci,” jelas dokter Ameetha.
Mengonsumsi Asifit sejak kehamilan dapat membantu ASI lebih banyak dan lancar ketika Si Kecil lahir, sehingga Moms tak perlu pusing karena bayi segera mendapatkan asupan ASI berkualitas.
Zee Zee Shahab sudah merasakan sendiri manfaat Asifit ini.
Menyadari pentingnya menyusui dan manfaat besar ASI untuk Si Kecil, Zee Zee pun berusaha memberikan ASI seoptimal mungkin untuk buah hatinya.
Maka Zee Zee pun tak ragu mengonsumsi Asifit untuk membantunya selama menyusui, tak hanya memperlancar ASI, tetapi juga untuk menyehatkan tubuh sehingga tetap bugar selama memberikan ASI eksklusif.
“Kalau aku idealnya (mengonsumsi Asifit) sehari 3 kali, jadi memang bener-bener ketika sehari minum 3 kali kerasa kayak, tangki penuh nih. ASI penuh. Jadi bisa direct breastfeeding (menyusui langsung), bisa juga buat ASIP, ASI perah,” ujar Zee Zee.
Asifit mengandung ekstrak daun katuk sebanyak 114 mg, yang tak hanya berfungsi untuk memperlancar dan meningkatkan produksi ASI Moms secara alami, namun suplemen makanan ini juga mengandung vitamin B kompleks yang terdiri dari vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6 dan vitamin B12, sehingga membuat Moms selalu bugar selama menyusui.
General Manager Marketing Kimia Farma, Muhammad Arief Nugroho menambahkan jika Kimia Farma telah mengetahui manfaat besar katuk yang sudah jadi tradisi.
Maka untuk mendukung program pemerintah pemberian ASI eksklusif oleh para Moms, Kimia Farma mengeluarkan produk yang memang berguna bagi Moms yang meyusui.
Dipastikan pula tak ada bahan selain ekstrak daun katuk, sehingga aman dikonsumsi karena Asifit merupakan produk alami.
Kualitas Asifit sebagai suplemen membantu memperlancar ASI tak perlu Moms ragukan, sebab Asifit telah mendapatkan gelar TOP Brand Award 2019.
Maka Moms bisa mengandalkan Asifit sebagai solusi memperlancar ASI, tanpa takut bahaya atau efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR