Nakita.id - Bagi orang dewasa, diare sering terjadi dikarenakan berbagai faktor seperti salah makan dan mengonsumsi makanan yang tidak higienis.
Walaupun mengganggu, biasanya orang dewasa akan menganggap hal ini sepele dengan menanganinya dengan cairan elektrolit.
Tapi hal ini berbeda loh Moms apabila terjadi kepada bayi!
Bagi anak, diare bukanlah sesuatu yang menyenangkan dan malah bisa menjadi hal yang berbahaya jika tidak ditangani dengan baik.
Baca Juga: Tak Boleh Sembarangan, Ketahui Cara Tepat Menjemur Bayi Agar Mendapat Manfaat Maksimal
Hal ini karena diare dapat menyebabkan dehidrasi yang tentu saja sangat berbahaya.
Pada bayi yang masih menyusui, beberapa tanda diare yang dapat diamati adalah;
Pertama, kotoran bayi lembek dan bahkan berair.
Kedua, kotoran bisa berwarna kuning dan terkadang hijau.
Ketiga, frekuensi buang air besar bayi yang berubah.
Pada umumnya bayi buang air besar 6 kali sehari. Pada usia 2 bulan, mereka biasanya akan buang air besar hanya setelah menyusui.
Apabila frekuensi kotoran mereka semakin banyak, maka Moms bisa mencurigai bahwa mereka terkena diare.
Keempat, kotoran bayi mengandung lendir, darah, dan memiliki bau yang berbeda.
Biasanya tanda-tanda diare ini akan diiringi oleh pola makan yang buruk, sakit, dan demam.
Baca Juga: Ternyata Ini Usia yang Tepat Untuk Memberikan MPASI Jagung pada Si Kecil Tanpa Takut Tersedak
Tidak hanya tanda-tandanya, Moms juga perlu tahu tanda apabila diare ini sudah melewati batas dan menuju terhadap gejala dehidrasi!
Pertama, jantung bayi berdetak dengan cepat daripada biasanya.
Kedua, bagian mulut bayi terlihat kering termasuk pada bibir dan lidah mereka.
Ketiga, bayi tidak mengeluarkan cairan air mata saat menangis.
Hal ini dikarenakan kekurangan cairan yang ada di dalam tubuh mereka
Keempat, popok bayi tidak basah selama 3 jam atau lebih.
Kelima, diare terjadi selama 24 jam dan disertai dengan tinggi suhu tubuh.
Baca Juga: MPASI Labu Kuning Ikan Tenggiri, Bubur Tim untuk Bayi Usia 10 Bulan
Dalam menanganinya, ahli menyarankan Moms untuk tidak pernah berhenti memberikan susu atau ASI kepada bayi.
Apabila Si Kecil mengalami tanda-tanda di atas, Moms disarankan untuk segera membawa ke dokter agar Si Kecil mendapatkan perawatan yang baik.
Source | : | seattlechildrens.org,fda.gov |
Penulis | : | Bela Moneta |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR