Nakita.id - Sejak usia 6 bulan, bayi sudah dapat dikenalkan dengan makanan padat pendamping ASI alias MPASI.
Nah, di usia itu juga bayi dapat diajarkan makan sendiri.
Emang bisa? Jelas bisa karena si kecil sejatinya adalah sosok yang mudah belajar banyak hal.
Termasuk bagaimana mengaktifkan motorik halusnya, saat belajar makan si bayi menjimpit makanan dengan tangannya, menggenggam, menyuap makanan, memegang sendok, memainkan sendok, atau mengambil sesuatu dengan sendok.
Agar bisa makan sendiri, tentunya dibutuhkan contoh dari lingkungan.
Selain itu, bayi juga harus sudah menguasai keterampilan duduk, baik dengan ditopang atau duduk sendiri.
Selanjutnya, dengan belajar makan sendiri, bayi akan memperoleh manfaat berikut:
Melatih koordinasi antaranggota tubuh dengan pancaindra.
Contohnya, bayi belajar mengoordinasikan dua tangannya supaya tidak saling serobot dan bisa bekerja masing-masing yang terkadang harus saling melengkapi dan membantu.
Aktivitas makan juga mengajarkan koordinasi antara mata (melihat makanan) dan tangan (mengambil makanan).
Keterampilan makan sendiri nantinya harus dikuasai anak sebagai salah satu kegiatan bantu diri yang paling dasar. Dengan bagitu, anak akan mampu berkembang mandiri.
Melatih koordinasi oral, seperti membuka mulut, mengunyah, hingga menelan.
Jika tahapan ini sukses, kecil kemungkinan si kecil makan dengan cara mengemutnya.
Melatih kemampuan kognitif. Bayi membentuk pemahaman dengan mengoordinasikan pengalaman-pengalaman sensorik dengan tindakan fisik.
Misalnya, aktivitas makan dipahami dengan memegang alat makan (sendok) atau menggunakan tangan, mengambil makanan, lalu memasukkannya ke mulut.
Bayi juga menstimulasi sensori pengecapnya dengan merasakan makanan bertekstur lembut atau kasar, berasa manis atau agak asam, bersuhu hangat atau dingin.
Manfaat lain dari mengenalkan aktivitas ini adalah sebagai media penanaman nilai-nilai kebaikan dan rasa syukur atas makanan yang tersedia di hari itu.
KOMENTAR