Ia menyebut kematian Ainun merupakan hal terberat yang dirasakan selama hidupnya.
Melansir Grid.ID, BJ Habibie tak henti-hentinya mengungkap rasa cinta dan kasihnya kepada mendiang.
"Anda tahu buku Habibie dan Ainun saya tulis alasannya sakit, dan saya tidak tahu bahwa Ibu Ainun sakit cancer.
Saya baru tahu dua bulan sebelum dia meninggal. Saya kenal dia sejak umur 12 tahun, tiba-tiba dia tiada," kata BJ Habibie saat ditemui Grid.ID di kantor MD Pictures, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).
Sepeninggal Ainun, BJ Habibie merasa kehilangan hingga akhirnya berujung pada depresi.
"Sesuai dengan agama Islam, kita tahlilan. Seminggu setelah Ainun meninggal, saya tidak pakai sepatu dalam kesadaran saya menangisi Ainun," kata BJ Habibie.
Kondisi psikisnya yang kian buruk itulah yang membuat dokter menyarankan BJ Habibie untuk dirawat di rumah sakit jiwa.
"Itu akan terjadi karena bapak dan ibu begitu dekat, kalo satu pergi dia akan berontak organ-organnya. Dikatakan ada 4 options, pertama, segera dimasukan ke rumah sakit jiwa.
Kedua, saya tinggal di rumah, tim dokter datang ke rumah. Ketiga, saya menyampaikan masalah. Keempat, catatan," tutur BJ Habibie menyebutkan.
Namun, pria kelahiran 25 Juni 1936 ini memilih pilihan keempat untuk menulis sebuah catatan.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com,Grid.ID,Nakita |
Penulis | : | Salmaa Awwaabiin |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR