Akibat kebocoran itu, terjadi penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter. Hal ini membuatnya sulit bernafas.
Tekanan darah Habibie, saat itu, juga meningkat sampai 180 ke atas.
Presiden Joko Widodo pun mengutus Tim Dokter Kepresidenan ke Jerman untuk memantau kesehatan Habibie.
Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya
Melansir WebMD, kondisi tekanan darah mencapai 180 ke atas disebut Malignant Hypertension atau hipertensi maligna.
Gejala utama hipertensi maligna adalah peningkatan tekanan darah 180/120 atau lebih tinggi dan tanda-tanda kerusakan organ, biasanya kerusakan terjadi pada ginjal atau mata.
Dalam kasus yang jarang terjadi, hipertensi maligna dapat menyebabkan pembengkakan otak, yang mengarah ke kondisi berbahaya yang disebut ensefalopati hipertensi.
Tekanan darah tinggi, secara umum, mempersulit ginjal untuk menyaring limbah dan racun dari darah, atau penyebab utama gagal ginjal.
Hipertensi maligna dapat menyebabkan ginjal tiba-tiba berhenti bekerja dengan baik.
Walau demikian, belum dijelaskan secara gamblang penyakit yang menyebabkan Habibie meninggal.
Baca Juga: Mengenang Penampilan Mendiang Ainun Habibie yang Anggun dalam Balutan Kebaya Klasik
Selamat jalan, BJ Habibie, jasamu akan selalu terkenang.
Source | : | Kompas.com,WebMD |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR