Nakita.id - Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie baru saja meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019).
Duka mendalam pun juga dirasakan oleh seluruh negeri.
BJ Habibie mengembuskan napas terakhir di usia 83 tahun setelah melawan penyakit yang sempat ia derita.
Setelah menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Kini BJ Habibie dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Sesuai permintaan mendiang Habibie, jasadnya dikebumikan di samping makam Ainun Besari.
Jasa dan perjuangannya dalam meraih impian besar juga banyak dibicarakan publik.
Kilas balik masa lalu kehidupan mendiang BJ Habibie memang tak akan ada habisnya.
Tak hanya kisah cinta abadi antara Habibie dan Ainun.
Perjuangan Habibie dalam berkarier juga banyak menjadi sorotan.
Ya, Habibie berhasil menyandang gelar 'bapak teknologi'.
Bukan tanpa alasan, julukan tersebut disematkan pada BJ Habibie karena kemampuannya yang sudah diakui dunia.
Tak semudah membalikkan telapak tangan.
Melansir dari Tribun Batam, BJ Habibie mengenyam pendidikan teknik penerbangan di Jerman Barat pada tahun 1955.
Lama menetap di Jerman Barat, semasa hidupnya, pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan ini juga membagikan pengalamannya saat tinggal jauh dari orangtua.
Pernyataan BJ Habibie tersebut tersebar luas melalui sosial media Twitter.
Video singkat tersebut diunggah oleh akun Twitter @jayapuraupdate.
Di t4 saya kuliah dulu tidak ada masjid.. ada kalanya saya dalam keadaan sedih, kedinginan merindukan orang tua.. saya ke gereja.... @KatolikG@NUgarislucu pic.twitter.com/QbNpVMZsDf
— Timur Matahari (@jayapuraupdate) September 12, 2019
BJ Habibie menjelaskan semasa ia tinggal di Jerman, tak menemukan Masjid untuk beribadah.
Baca Juga: Si Kecil Kok Bau Badan? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tak ingin ibadahnya terhalang hanya karena keterbatasan tempat, Habibie pun mampir ke Gereja.
"Saya ini pendidikan Islamnya kuat sekali, di tempat saya belajar itu tidak ada Masjid, itu daerah Katolik.
"Ada kalanya saya dalam keadaan yang bener sedih, kedinginan winter.
Merindukan orangtua, menjadi salah satu alasan Habibie ingin doa-doanya didengar oleh Tuhan.
"Dalam keadaan itu, kalau saya merindukan orangtua, saya masuk ke Gereja.
"Di depan Gereja saya bilang 'Tuhan, gedung ini dibuat oleh manusia yang cinta pada-Mu, saya juga cinta pada-Mu, Tuhan.
"Dan saya yakin hanya ada satu Tuhan yang Maha Esa.
"Perkenankanlah saya masuk berdoa untuk Kamu, untuk orangtua saya.
Tak disangka, begitu luas hatinya.
Di bangku paling belakang, Habibie melangsungkan salat di dalam Gereja.
"Itu saya masuk, ada dinding, ada musik nggak papa.
"Saya di bangku terakhir, Allahuakbar," jelas Habibie.
Sontak, unggahan video yang sudah ditonton ribuan warganet tersebut dibanjiri komentar haru.
@MrBlack43055440 "Ketika keimanan terlalu besar dibanding egoisme. Tanpa perlu melihat dan menilai tempatnya, bisa dijadikan sebagai tempat beribadah. Sungguh sesuatu yang luar biasa bagi seorang manusia biasa yg tak pernah berkata soal agama. (emoji) Padahal negeri ini masih butuh bimbinganmu (emoji)"
@rhiskoprasetya "Point pentingnya adalah bukan tempat dimana kamu menyembah, tapi siapa yg kamu sembah."
@BenGamael "Sungguh mulia jiwa Bapak Habibie.Bapak Habibie akan selalu kami kenang."
@jhp_jhp2unimed "Keesaan Tuhan, mestinya menyatukan kita yg beragama, bukan sebaliknya..."
Begitu membekas ya Moms ucapan dan pengalaman BJ Habibie yang selalu ia bagikan untuk masyarakat.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR