Nakita.id - Kabar duka datang dari komedian Yadi Sembako, bayinya meninggal pada Kamis (26/9/2019) sore, sekitar pukul 4, setelah dilahirkan pada hari yang sama pukul 10 pagi.
Anak ke-5 Yadi Sembako tersebut memang hanya 6 jam bertahan hidup.
Melansir Kompas.com, jenazah anak Yadi Sembako juga sudah dikebumikan.
Baca Juga: Cuaca Panas Kemarau Panjang Bikin Si Kecil Rentan Terkena Penyakit, Orangtua Wajib Waspada
Yadi Sembako dan istrinya amat kehilangan kepergian bayi mereka yang baru lahir.
Yadi sampai tak kuasa memberi tahu sang istri bahwa anak kelima mereka telah tiada.
Apalagi saat itu istrinya masih dalam masa pemulihan pascapersalinan yang dilakukan secara sesar.
"Yang lebih sedih lagi, saya menyampaikan ke istri bagaimana ini. Harus saya sampaikan apa? Takutnya istri bagaimana, masih keadaan setengah sadar, biusan itu kan setengah badan doang ya," kata Yadi, seperti dikutip dari Kompas.com.
Atas kondisi itu, Yadi sempat meminta saran dari dokter dan suster bagaimana cara memberitahu kabar duka itu pada istrinya.
"Saya bilang sama perawat, dokter bagaimana ini kasih tahu ke istri. Akhirnya, 'Mas Yadi gimana kalau kami dulu yang sampaikan tapi say hello saja. Baru mas Yadi yang sampein'. 'Baik dok tapi anak saya dibawa yah dok. Biar saya gendong untuk terakhir kalinya," tutur Yadi mengenang.
Benar saja, apa yang dikhawatirkan oleh Yadi Sembako terjadi.
Rasa haru dan sedih langsung menyelimuti keluarganya sesaat setelah kabar anaknya meninggal disampaikan.
Baca Juga: Banyak Bergaul Bentuk Sikap Baik dan Rasa Hormat Si Kecil, Yuk Dicoba Moms!
"Jadi perawat masuk keruangan saya sudah enggak tahan. Pas bilang anak kita sudah enggak ada, habis itu nangis sama semua anak saya dari yang pertama sampai keempat ada semuanya. Keluarga juga nangis semua," ucapnya.
"Di situ perawat bilang kalau sudah berupaya maksimal. Saya pernah main sinetron, menyampaikan hal itu kepada lawan main, tapi ini yang terberat karena kenyataan," sambungnya.
Yadi mengatakan, anaknya meninggal karena mengalami gangguan pernapasan.
"Anak saya lahir dengan tangisan yang kencang, tapi ada gangguan di pernapasannya. Jadi, langsung dibantu dengan oksigen," terang Yadi.
Meski demikian, asupan oksigen bayinya terus melemah.
"Tapi semakin lama, sudah saya azankan, iqomatkan, (bayinya) makin melemah asupan oksigen ke jantung dan paru-parunya juga lemah," lanjut Yadi.
Kesedihan karena kehilangan anggota keluarga yang baru dilahirkan ke dunia itu tak tertahankan.
Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya
Bahkan istri Yadi tak mampu menghadiri pemakaman buah hatinya.
"Istri saya cuma bisa lihat dari video call aja, tapi nggak kuat dia langsung minta tutup," cerita Yadi.
Yadi dan istri berusaha ikhlas. Yadi tetap bersyukur karena masih bisa melihat wajah bayinya dan menggendong untuk terakhir kali.
"Kami hanya bisa nangis, sedih ya sedih, harus diterima itulah kenyataan bahwa anak kelima saya sudah wafat," tutur Yadi.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR