5. Once is always
Ketika orangtua memperlakukan anak, misalnya membelikan mainan ketika anak sedang ‘ngambek’ ini akan menjadi kebiasaan yang selalu diharapkan lagi oleh setiap anak.
Untuk menghindari kebiasaan ini, ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan:
- Berikan konsistensi dan rutinitas sebanyak yang Moms bisa
- Bantu anak untuk tahu bahwa Moms memahami perasaannya
- Bantu anak belajar untuk mengatasi perubahan, misal pemecahan terhadap solusi
6. Not now is never
Anak terbiasa ingin mengulang suatu hal yang menurutnya menyenangkan, misal ketika mendapatkan hadiah.
Inilah sebabnya mengapa anak-anak memiliki rasa emosional tinggi dalam menanggapi segala hal.
Untuk membantu anak melalui situasi ini, hal terbaik yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Berikan konsistensi dan rutinitas sebanyak yang Moms bisa
- Membantu anak dengan rasa empati
- Membantu anak belajar untuk mengatasi perubahan yang terjadi
Tindakan ini tidak akan menghentikan emosi anak sama sekali, tetapi akan membantu mempersingkat, baik intensitas dan durasi ketika anak sedang sulit diatur.
7. Anak-anak akan terus berkomunikasi sampai ia merasa didengar
Ketika seorang anak marah tentang sesuatu dan orang dewasa berkata, “Kamu akan baik-baik saja” atau “Ini bukan masalah besar” atau “Berhentilah menangis,” anak akan langsung berpikir bahwa Moms tidak memahaminya.
Baca Juga: Miris! Tidur Sambil Mengisi Daya Baterai Ponsel, Pria Ini Tewas Tersetrum Listrik
Ini pula yang menjadi alasan Moms akan sering mendengar anak melanjutkan dengan teriakan, atau meningkatkan intensitas emosinya ketika tahu orangtuanya tidak pernah memahaminya.
Jika Moms tidak memahami maksud anak, ia akan terus berusaha untuk berkomunikasi sampai ia percaya Moms telah mengerti semuanya.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Source | : | nakita |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR