Nakita.id - Semua orangtua tentu mengharapkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang jujur kepada siapa pun.
Tapi, tak jarang pula anak-anak suka berbohong jika melakukan sesuatu yang salah atau tidak sesuai karena takut kena marah orangtua.
Lantas yang sering terjadi orangtua langsung menuduh atau menyebut Si Kecil adalah anak pembohong.
Padahal labelling 'pembohong' pada anak baik sesuai fakta atau tidak bisa memberikan dampak mengerikan.
Melansir dari psychologytoday.com, faktanya anak-anak lebih sering mengalami trauma karena kata-kata menyakitkan daripada trauma karena pelecehan fisik.
Bagi mereka yang dituduh pembohong nyatanya hanya sebagai kambing hitam tentu akan merasa sangat terhina.
Akibatnya, mereka yang merasa sangat tersakiti dengan kata 'pembohong' dan memiliki hati yang rapuh bisa saja melakukan bunuh diri.
Baca Juga: Kerap Dipandang Sebelah Mata, Marion Jola Ngaku Sering Dibully dan Jadi Bahan Gosip Sejak SD
Bahkan orangtua pun tidak boleh menuduh anak pembohong sekalipun memang benar mereka berbohong.
Pasalnya, kadang kala orangtua tidak bisa menyadari kata-kata kejam yang terlontar dari mulutnya bisa lebih memiliki dampak besar daripada palu godam sekalipun.
Orangtua harus bisa mengendalikan ucapan bila tak ingin anak-anak mengalami luka batin hingga memengaruhi perkembangannya.
Karena itu, semua orangtua perlu tahu caranya mendidik dan menegur dengan metode #LovingNotLabelling.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | pschology today,raisingchildren.net.au |
Penulis | : | Salmaa Awwaabiin |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR