Nakita.id - Jika waktu persalinan tinggal menghitung hari, mungkin saja rasa khawatir menghadapi kedatangan bayi ke dunia akan semakin besar.
Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah tindakan episiotomi atau pembesaran lubang vagina untuk memudahkan proses persalinan.
Dr K K Panicker, konsultan kebidanan & ginekologi, SevenHills Hospital mengatakan, episiotomi adalah sayatan perineum (bagian kulit antara vagina dan dubur) selama persalinan untuk memperluas introitus atau lubang vagina.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan persalinan, untuk melindungi perineum dan terkadang bayi (terutama dalam kasus kelahiran prematur) dari risiko cedera.
Baca juga: Riset Terbaru : Episiotomi Meningkatkan Nyeri dan Memperlama Pemulihan Usai Melahirkan
Ada sejumlah situasi yang mengharuskan kita melakukan episiotomi, namun beberapa penyebab yang dikatakan paling mendesak adalah:
- Jika bayi ”malas”, berada dalam posisi sungsang atau besar dan berat.
- Melahirkan pertama kali, di mana seorang perempuan akan menjalani waktu persalinan yang cukup panjang, karena memiliki perineum yang tebal dan kaku.
- Jika perempuan hamil harus melakukan persalinan instrumental (seperti vakum atau forceps delivery)
Saat melakukan episiotomi, luka dapat secara tidak sengaja memanjang dan mungkin melukai sfingter anus (otot melingkar yang mengendalikan lewatnya gerak dan pembukaan dan penutupan anus) dan rektum.
Hal ini bisa mengakibatkan perdarahan yang berlebihan. Dalam beberapa kasus, hal itu juga dapat menyebabkan hematoma vulva (berdarah di bagian struktur luar alat kelamin), terutama kondisi pasien yang lebih rentan.
Butuh waktu sekitar tujuh sampai sepuluh hari untuk sembuh. Bahkan beberapa Moms akan mengalami kekeringan di area vagina selama beberapa hari setelah luka itu sembuh.
Baca juga: Mengenal Tindakan Episiotomi
Perlu Moms ketahui bahwa tidak ada tindakan pencegahan khusus yang harus dilakukan setelah mengalami episiotomi.
Tetapi setidaknya yang paling penting, jagalah kebersihan daerah kewanitaan dan keringkan menggunakan handuk atau tisu bersih.
Source | : | the health site |
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR