Nakita.id - Tidur bersama atau sleep sharing dengan bayi masih cukup banyak dijumpai. Apakah keluarga Moms salah satunya? Sleep sharing sendiri menurut ahli ialah secara teratur berbagi tempat tidur dengan anak dan bukan tidur terpisah.
Lalu, sebenarnya amankah? The Foundation for the Study of Infant Deaths (FSID) menyatakan tempat teraman untuk bayi ada di tempat tidur di kamar tidur orang tua. Namun bayi harus tidur sendiri di tempat tidurnya.
Nah, menurut review dari Baby Center Medical Advisory Board, ada beberapa pertimbangan yang harus ibu perhatikan sebelum memutuskan atau melanjutkan sleep sharing.
Baca juga : Tip Aman Tidur Bersama Bayi
1. Perhatikan kondisi bayi.
Respons bayi satu dengan lainnya ternyata berbeda. Ada bayi yang masih sulit untuk membiasakan diri setelah sembilan bulan di rahim. Namun, ada juga yang ternyata malah gelisah atau rewel di malam hari ketika tidur bersama dengan orangtua.
2. Bayi berusia antara 1 dan 4 bulan paling berisiko mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
American Academy of Pediatric menyatakan bahwa sleep sharing bisa meningkatkan risiko Sudden infant Death Syndrome (SIDS) atau kematian mendadak pada bayi. Sebanyak 90 persen kasus terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan bu. Nah, tentunya bisa jadi pertimbangan utama ibu ya.
Baca juga : Risiko SIDS atau Kematian Mendadak Bayi di Tempat Tidur Masih Tinggi
3. Apakah ibu atau ayah adalah perokok? Jika ya, hindari sleep sharing!
Menurut James McKenna, seorang sleep expert, para ilmuwan sepakat bahwa jika orangtua adalah perokok aktif, risiko bayi mengalami SIDS akan lebih tinggi.
4. Waktu berduaan dengan pasangan
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR