Nakita.id - Pentingnya menjaga asupan nutrisi Si Kecil pada periode emas merupakan hal yang wajib.
Sebab kekurangan nutrisi yang penting bagi Si Kecil bisa berujung kepada stunting.
Stunting sendiri datang dari kekurangan nutrisi yang berkepanjangan dan berkelanjutan dalam waktu yang cukup lama.
Sehingga nutrisi yang sangat dibutuhkan Si Kecil untuk tumbuh kembang tidak terpenuhi.
Baca Juga: Bertubuh Pendek Merupakan Gejala Stunting yang Dapat Mengganggu Kecerdasan Anak, Cari Tahu Gejala Lainnya
Nyatanya stunting itu bukan hanya membuat Si Kecil kekurangan tinggi badannya saja Moms.
Bayangkan jika Si Kecil hanya memiliki IQ di bawah 80 padahal sudah mau bertumbuh menjadi remaja.
Perkembangan otak yang terhambat ini juga menjadi salah satu dampak buruk dari Si Kecil yang kena stunting.
Baca Juga: Kurangnya Asupan Gizi Jadi Penyebab Stunting, Yuk Moms Cari Tahu Penyebab Lainnya!
Jadi bukan hanya pertumbuhan fisiknya saja yang terganggu jika Si Kecil mengalami stunting.
Padahal pada masa periode emas mereka yaitu sampai umur dua tahun sudah menjadi tugas orangtua untuk memenuhi nutrisi Si Kecil agar tidak ada mal nutrisi.
"Tidak boleh terjadi malnutrisi untuk anak di bawah 2 tahun. Itu tugas dari orangtua, tugas dari pemerintah untuk membantu orangtua mendeteksi dini dan segera diatasi." ujar Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) selaku Dokter Anak Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak.
Beliau menyampaikan materi tentang pentingnya mencegah stunting untuk Si Kecil pada acara peluncuran Susu Siap Minum Frisian Flag Junio.
Baca Juga: 7 Hal Tak Terduga Ini Bisa Terjadi Selama Pesalinan, Apa Saja?
Pada kesempatan ini Prof. Damayanti juga mengatakan bahwa stunting itu tidak bisa diobati hanya bisa dicegah.
"Stunting itu tidak bisa diobati. Tetapi bisanya dicegah. Karena jika sudah stunting maka kita hanya bisa mengobati otaknya sebanyak 90 %, fisiknya tidak," ujar Prof. Damayanti.
Karena itu sangat penting untuk memberikan asupan nutrisi kepada Si Kecil yang mengandung protein.
Baca Juga: Waspada Cuaca Panas, Begini Cara Memilih Sun Screen yang Tepat, Moms!
Protein diteliti merupakan sumber asam amino esensial yang besar sehingga mampu membantu tumbuh kembang Si Kecil.
Sebab asam amino esensial itu tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh jadi harus didapatkan dari makanan Si Kecil.
Prof. Damayanti menyatakan bahwa asam amino esensial itu hanya dimiliki oleh protein hewani dan bukan nabati.
"Kalian bisa mendapatkan asam amino esensial itu melalui protein hewani ya bukan nabati. Tahu, tempe, kacang-kacangan, itu ga lengkap," ujar Prof. Damayanti.
"Yang lengkap itu adalah protein hewani seperti telur, ikan, ayam, susu, jadi itu yang harus dikonsumsi Si Kecil," tegasnya lagi.
Karena itu Prof. Damayanti menghimbau semua orangtua agar protein hewani itu menjadi menu utama Si Kecil.
Sebab pola makan yang Moms berikan Si Kecil akan memengaruhi tingkat besar atau tidaknya Si Kecil terkena stunting.
Sebab pertumbuhan tinggi badan yang terhambat itu hanya karena dua hal yaitu asupan nutrisi yang tidak pas dan penyakit.
Dan kebanyakan memang berasal dari asupan nutrisi di mana orangtua dianggap tidak terlalu tahu nutrisi seperti apa yang diperlukan Si Kecil.
Selain itu Prof. Damayanti juga mengatakan hindari menggunakan vitamin-vitamin peninggi badan.
"Kita tidak perlu vitamin-vitamin yang dari luar negeri, kenapa kita tidak memanfaatkan yang ada di rumah kita, seperti telur. Ga punya telur? Pelihara ayam untuk dapat telur,"
"Ikan bisa beli, ikan kembung kadar DHA nya 3 kali lipat lebih banyak, kurang murah apa?"
"Vitamin-vitamin itu ternyata kenaikannya hanya 0.09 cm setiap tahun padahal 1 tahun pertama anak harus naik 25 cm."
Sehingga Prof. Damayanti merasa tidak ada gunanya mengeluarkan banyak uang untuk vitamin-vitamin tertentu.
Lebih baik Moms memerhatikan asupan protein hewani untuk Si Kecil, sebab protein itu yang akan memberikan hormon untuk pertumbuhan tulang.
Selain itu Prof. Damayanti juga memberikan salah satu hasil riset tentang pola makan Si Kecil.
"Ada penelitian yang dilakukan si Uganda di sebuah desa, satu desa anaknya itu vegan dan desa satunya anaknya makan daging dan susu. Ternyata anak-anak di desa yang makan daging susu tumbuh lebih tinggi dibanding anak-anak yang vegan, bahkan anak-anak yang vegan itu jadi lebih gendut," pungkas Prof. Damayanti.
Karena itu pada kesempatan ini juga Frisian Flag mengenalkan produk terbarunya yaitu Frisian Flag Junio.
Di mana susu yang satu ini siap minum dan bisa dijadikan sebagai makanan pendamping ASI untuk Si Kecil.
"Produk ini memadukan susu sapi dengan asam amino esensial terlengkap, diperkaya dengan 'nutribrain' yang mengandung 9 vitamin, 6 mineral, serta omega 3 dan omega 6," ujar Felicia Julian selaku Marketing Director Frisian Flag Indonesia.
Susu ini diklaim aman untuk dikonsumsi Si Kecil yang sudah berusia 1 tahun.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR