Nakita.id - Ketika bayi lahir lebih awal, sistem tubuhnya belum terbentuk sempurna, sehingga meningkatkan risiko sejumlah masalah kesehatan.
Tapi, kata Eugene Ng, seorang neonatologis dan kepala dokter anak di Toronto’s Sunnybrook Health Sciences Centre mengatakan, "Prematuritas adalah spektrum yang besar." Ng menjelaskan bahwa bayi yang lahir lebih dini, sekitar usia 23 minggu kehamilan masih dapat bertahan.
Namun hal ini berbeda jika bayi yang lahir sebelum memasuki usia kehamilan 37 minggu dan dianggap prematur "Kemungkinan dan tingkat keparahan komplikasi akan menurun saat bayi lahir lebih matang," tambah Ng.
Berikut lima masalah paling umum yang dapat timbul dan dialami pada bayi prematur:
Baca juga : Ini Kemungkinan Penyebab Kelahiran Bayi Prematur
1. Pemberian napas bantuan
"Masalah paru-paru adalah hal pertama yang harus kita lihat sejak lahir," kata Ng. Saat bayi lahir lebih awal, apalagi sebelum usia 30 minggu, paru-parunya mungkin tidak siap untuk bernapas sendiri.
Dokter memiliki dua cara untuk mengatasi hal ini, satu dengan mengintubasi mereka, yang melibatkan peletakan tabung ke tenggorokan dan masuk ke jalan napas, untuk mendapatkan dukungan pernapasan penuh.
Metode lainnya adalah perangkat CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), yang umum digunakan untuk orang dewasa dengan masalah kesehatan sleep apnea.
Perangkat ini tidak sampai ke tenggorokan, melainkan berada di hidung. Beberapa bayi prematur dapat terus mengembangkan penyakit paru-paru kronis, yang kadang-kadang disebut displasia bronkopulmoner (BPD), dan 16 persen masih memerlukan oksigen selama beberapa bulan ke depan.
Bayi-bayi ini lebih rentan terhadap infeksi pernapasan dan bronkiolitis. "Paru-paru butuh waktu untuk sembuh dan tumbuh," kata Ng. "Hanya karena mereka tidak lagi membutuhkan oksigen atau dukungan pernapasan mekanis, tidak berarti paru-paru mereka benar-benar sembuh."
2. Masalah pemberian makan
Secara umum, bayi prematur sangat rentan terhadap muntah. Salah satu hal yang akan dipantau secara ketat ketika bayi prematur dirawat di NICU adalah makanan dan pertumbuhan bayi.
Masalah yang jauh lebih serius disebut juga necrotizing enterocolitis (NEC), penyakit di mana usus tipis bayi prematur mulai terurai dan bakteri melewatinya, yang dapat menyebabkan kematian bayi atau pengangkatan bagian dari usus besar, jelas Michael Narvey, kepala neonatologi untuk Winnipeg Regional Neonatal Program.
3. Masalah mata
Retinopati prematuritas (ROP) adalah suatu kondisi yang memengaruhi perkembangan pembuluh darah retina.
Terlahir lebih awal, terutama sebelum 31 minggu atau beratnya di bawah 1.250 gram membuat bayi prematur berisiko mengalami kondisi ini.
Bayi prematur mungkin juga diwajibkan menggunakan kacamata, yang mungkin karena bentuk ROP yang ringan, atau karena bayi prematur memiliki risiko kesalahan refraksi lebih tinggi, kondisi yang menyebabkan rabun jauh dan rabun dekat.
Baca juga : Begini Cara Merawat Bayi Prematur di Rumah
4. Infeksi
Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum matang. Infeksi dapat disebabkan oleh jalur IV yang disisipkan untuk jangka waktu lama, atau saat bersentuhan dengan orang dewasa yang sedang sakit demam, misalnya.
Infeksi pada bayi prematur bisa sangat serius, dan staf NICU akan mengambil langkah untuk menghindarinya. Untuk itu, penting memerhatikan kondisi kebersihan tangan yang baik, serta menyimpan peralatan medis yang disterilkan.
5. Kerusakan otak
Bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu berada pada risiko tertinggi perdarahan otak, yang juga disebut otak berdarah atau brain bleed, kata Ng.
Namun, risikonya berangsur-angsur berkurang setiap minggu ketika bayi berada di dalam rahim.
Sementara beberapa bayi tidak memiliki efek jangka panjang. Bayi dengan perdarahan otak yang parah dapat menyebabkan cerebral palsy atau gangguan perkembangan saraf lainnya. "Fokus dari semua yang kita lakukan adalah melestarikan otak," kata Ng.(*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR