Di Indonesia, penularan sering terjadi melalui urin atau air seni tikus pada kondisi banjir.
Air seni tikus yang mengandung leptospira akan mengontaminai air banjir, bakteri dapat berkembang biak, lalu jika terdapat kontak pada kulit yang luka, mata, hidung, mulut, maka akan terjadi penularan penyakit leptospirosis.
Baca juga: Jangan Sampai Penyakit Ibu Menular ke Janin
Bakteri ini juga dapat menyebar melalui gigitan hewan atau cairan tubuh lain (kecuali ludah) dan ketika meminum air yang terkontaminasi, misalnya sehabis banjir atau ketika melakukan olahraga yang berhubungan dengan air.
Infeksi ini memiliki gejala yang mirip dengan flu dan bisa menyebabkan penyakit hati dan ginjal.
Gejala bisa timbul sekitar dua hari sampai empat minggu setelah terpapar bakteri.
Meskipun beberapa orang tidak memiliki gejala, orang lain mungkin menunjukkannya
Nah untuk dapat berhati-hati berikut adalah gejala lain dari penyakit yang juga kerap disebut virus tikus ini.
- mata merah
- sakit perut hingga diare
- ruam
- Jaundice (kulit dan mata kuning)
- nyeri otot
- muntah-muntah
Baca juga: Ternyata Mencuci Telur Berisiko Membuatnya Mudah Tercemar Bakteri
Untuk itu, Ibu perlu melakukan pencegahan paparan virus ini dengan sering mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah kontak dengan hewan.
Waspadai air yang akan diminum, pastikan kemasan air tertutup dan tersegel dengan baik atau air sudah direbus sebelumnya.
Segeralah membersihkan tubuh setelah selesai melakukan aktivitas di lingkungan berair, terutama di area yang berisiko.
Jangan lupa gunakan pakaian yang dapat melindungi tubuh, serta tutup luka apabila berada di luar rumah.
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR