“Pendidikan Seksualitas sebaiknya diberikan pada anak usia dini dimana anak berada pada tahap perkembangan seksual, Orang tua dan institusi pendidikan memiliki peranan penting untuk memberikan pendidikan seksualitas sejak dini. Pendidikan seksualitas ini penting karena KB bukan hanya sekadar penjelasan alat kontrasepsi. Keluarga Berencana berupaya untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas termasuk remaja yang sehat” ungkap Made Oka.
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bali, Luh Putu Sekarini menggagas program Keluarga Berencana sudah saatnya diubah nama menjadi program ‘Keluarga Berkualitas‘.
Ini untuk merubah pemahaman bahwa Keluarga Berencana hanyalah soal pembatasan jumlah anak.
Di sisi lain Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2017 menunjukkan adanya penurunan penggunaan kontrasepsi modern pada segmen usia muda (15 – 29 tahun) secara signifikan sebesar 4 persen.
Diperkirakan, rendahnya pengetahuan generasi muda terhadap pentingnya KB menjadi penyebab utama hal tersebut.
Baca Juga: Mantan Kekasih Adly Fairuz Resmi Menikah, Tengok Penampilan Para Seleb Hadiri Pesta Anjani Dina
Pada kesempatan yang sama, mewakili private sector, DKT Indonesia sebagai organisasi pemasaran sosial kontrasepsi, mengungkapkan adanya kendala dalam edukasi kesehatan reproduksi ini.
“Salah satu kendala utama edukasi kesehatan reproduksi pada generasi muda adalah stigma bahwa hal ini masih dianggap tabu. Padahal, edukasi dan literasi tersebut harus terus dilakukan untuk mengurangi kejadian kehamilan yang tidak direncanakan serta infeksi menular seksual di kalangan generasi muda,” ungkap Aditya A. Putra selaku Head of Strategic Planning DKT Indonesia.
“Generasi muda harus mengerti bahwa program KB bukan sekedar membatasi jumlah anak, tapi lebih dari itu. KB adalah bagian penting dari perencanaan masa depan, yang nantinya akan menentukan kualitas kehidupan dan kesehatan mereka. Harapannya, apabila mereka memiliki perencanaan masa depan yang kuat, mereka tahu dan bisa merencanakan di usia berapa akan menikah dan akan memiliki anak, serta menentukan berapa banyak anak” pungkas Aditya.
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR