Nakita.id - Anak Kartika Putri dan Habib Usman Bin Yahya, Khalisa Aghnia Bahira harus dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu (26/10/2019).
Bayi yang baru berusia beberapa hari itu harus dimasukkan ke dalam inkobator lantaran kadar bilirubinnya yang cukup tinggi.
Hal ini diketahui dari unggahan Kartika beberapa waktu lalu yang memperlihatkan momen saat darah anaknya diambil untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Setelahnya, Kartika Putri mengadakan konferensi pers untuk memberikan keterangan soal keadaan bayinya.
Awal mulanya, Kartika Putri sempat merasa curiga, lantaran saat lahir sang bayi berwarna kuning.
Setelah diperiksa, hasil tes menyebutkan kadar bilirubin bayi mereka mencapai 17, padahal angka maksimal ialah 12.
Khalisa lantas dimasukkan ke dalam inkubator untuk disinari cahaya biru selama 48 jam.
Aktris berusia 28 tahun itu terus menangis dan merasa bersalah saat melihat kondisi putri kecilnya.
"Kaget sih pas tiba-tiba bilirubinnya tinggi banget terus disuruh nginep (di rumah sakit) kan kaget juga, ditutup matanya, gitu," ungkap Kartika Putri seraya menyeka air matanya.
Kartika Putri pun merasa sangat sedih karena putri kecilnya harus tidur lepas dari pelukannya, serta harus melalui proses pengambilan darah sebanyak dua kali.
Namun, tahukah Moms sekitar 40-50 persen bayi lahir cukup bulan mengalami kuning.
Hal itu dijelaskan oleh dr. Purnamawati S. Pujiarto, SpA(K), MMPaed., yang pernah ditulis di Nakita terbitan Januari 2003.
"Biasanya kuningnya itu disebut kuning fisiologis alias bukan karena kelainan atau penyakit melainkan fungsi organnya, yaitu hati yang belum matang," jelasnya.
Penyakit kuning yang terjadi pada bayi yang baru lahir juga jangan dianggap remeh lho Moms.
Telat mengkonsultasikan dan memeriksakannya ke dokter bisa saja berakibat fatal untuk Si Kecil.
Berikut ini faktor penyebab munculnya kuning yang bukan fisiologis dan berisiko membahayakan bayi.
1. Infeksi Berat
Infeksi yang berat dapat meningkatkan proses pemecahan sel darah merah hingga bayi tampak kuning.
Infeksi berat yang dimaksud adalah infeksi di mana kuman atau mikroorganisme penyebab infeksi tersebut sudah menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Jadi, bukan infeksi yang terbatas di satu area saja, semisalnya di tenggorokan atau telinga.
Baca Juga: Tanda Janin Bergerak: Ini Usia Kehamilan Si Kecil Mulai Bergerak
2. Kekurangan enzim G 6 PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase)
Enzim ini dibutuhkan oleh rangkaian reaksi yang berfungis menghasilkan sumber energi bagi sel darah merah.
Hasil sumber energi bagi sel darah merah ini agar bisa menjalankan fungsi metabolismenya.
Bila sel darah merah kekurangan enzim ini, energi pun berkurang.
Akibatnya, sel darah merah akan mudah pecah atau rusak.
3. Beda golongan darah dengan ibu
Ketidakcocokan golongan darah dapat terjadi bila ibu rhesus negatif dan anaknya rhesus positif.
Namun demikian biasanya perbedaan ini sudah sejak awal diketahui dokter kandungan hingga dapat dilakukan antisipasi.
Antisipasi ini sendiri untuk mencegah terjadinya peningkatan bilirubin indirek yang drastis.
4. Penyakit genetik
Ada beberapa penyakit karena genetik di mana organ hati tidak punya enzim untuk mengubah bilirubin direk.
Namun, kondisi seperti ini relatif jarang terjadi.
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR