Nakita.id - Apakah anak sering ceroboh atau clumpsy, sering menumpahkan air di gelas, sering menyenggol barang atau benda seperti kursi saat berjalan, cukup keras menekankan pensil saat menulis, sehingga pensilnya patah atau kertasnya malah sobek, bisa jadi ia mengalami gangguan motorik khas atau disebut clumsy.
Pun bila ia tak mampu menanggap bola dengan baik, sering menjatuhkan benda yang dipegangnya, dan sebagainya.
Clumsy terjadi karena koordinasi motorik, khususnya motorik halus, tak berkembang dengan baik.
Hal ini berkaitan dengan kematangan fungsi otak.
Sebagian besar berhubungan dengan faktor genetis.
Misalnya, berhubungan dengan masalah perkembangan otak sewaktu di kandungan, dengan proses persalinan, atau nutrisi.
Umumnya, 30 persen anak yang mengalami clumsy, konsentrasinya juga terganggu.
Sebaliknya, 30 persen anak yang mengalami hiperaktif juga mengalami clumsy.
Yang mengganggu jika disertai impulsifitas.
Kalau cuma tak bisa berkonsentrasi, bisa dilatih.
Tapi impulsifitas akan membuat lingkungan dikoyak-koyak oleh sikap anak.
Clumsy yang disertai impulsif karena adanya gangguan hiperkinetik, tentu lebih sulit penanganannya.
Baik clumsy maupun yang disertai impulsif, sejak dini harus ditangani karena akan menghambat perkembangan kognitif dan perilaku sosialnya.
Bila si kecil tak bisa menulis, tentu akan mengganggu aktivitas akademiknya.
Dampak lain, life adjustment anak pun terhambat.
Baca Juga: Latih Motorik Halus anak
Misalnya, setiap kali bermain, ia sering berbuat kesalahan. Akibatnya, anak dianggap biang kerok oleh teman-temannya.
Apakah clumsy bisa disembuhkan, tergantung dari hambatan yang dilatarbelakangi patologi otaknya. Jika tak terlalu berat, bisa sembuh 100 persen.
Juga tergantung sejak kapan anak mulai dilatih. Kalau sudah lewat 5 atau 6 tahun, plastisitas otak sudah semakin berkurang, sehingga efek latihan menjadi semakin sedikit.
Jika kondisinya berat, konsultasikan dengan ahli.
LATIHAN UNTUK SI CLUMSY
Jika anak Anda usia 4 tahun, cobalah minta ia mempertemukan ibu jari dengan jari kelingkingnya.
Bila ia tak dapat melakukannya, sebaiknya Anda berhati-hati.
Atau bila di usia tersebut ia belum bisa memasang tali sepatu atau memegang sendok.
Karena berarti koordinasinya tidak bagus. Bisa jadi ia mengalami clumsy.
Langkah terbaik, segera berkonsultasi ke dokter ahli syaraf/neurologi anak.
Untuk mengenali apakah si kecil termasuk clumsy, orang tua harus tahu tentang perkembangan normal motorik halus.
Baca Juga: Mengapa Banyak Anak Jatuh Sakit Usai Lebaran
Memang setiap anak berbeda dalam berbagai aspek perkembangannya.
Selain dipengaruhi faktor potensi dan kapasitas inteleknya, juga dipengaruhi pola perkembangan perorangan dan keturunan.
Yang penting, jangan menganggap enteng setiap kelambatan perkembangan yang dicapainya.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melatih motorik halus.
Misalnya, latihan menjumput, meronce, atau membuat bentuk dari lilin.
Bila anak tak suka menulis di buku, sediakan kertas lebar atau tempelan lembaran kertas di tembok.
Buatlah kotak-kotak besar pada kertas yang ditempel di tembok.
Setelah itu, ajari anak untuk menulis di dalam kotak.
Besoknya, kotaknya diperkecil dan anak diminta mencoret di kotak terkecil.
Tanpa disadari, anak akan mulai mengatur gerakan motorik sehingga perkembangan motoriknya akan mulai lebih bagus.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR