Dilansir Global News (27/10/2015), seorang asisten profesor neurobiologi dan perilaku dari Universitas Cornell, Michael Sheehan, berkata bahwa wajah manusia berevolusi untuk kepentingan individualitas.
"Manusia sangat beragam dan hal ini tidak ditemukan pada spesies lain," ungkap Sheehan.
Sebagai contoh, ketika Moms akan bertemu teman di sebuah taman yang ramai, hal pertama yang dilakukan tentu mengamati wajah setiap pengunjung untuk menemukan orang yang dicari.
Namun, saat Moms pergi ke peternakan ayam atau sapi, sangat kecil kemungkinan bisa membedakan satu dan yang lain.
Jadi, ketika ada dua orang beda orangtua memiliki wajah mirip, sebuah riset yang terbit di jurnal Nature Communications mengungkap, itu mungkin karena modifikasi gen kehabisan pilihan.
"Ini seperti permainan kartu. Kita bisa menemukan banyak variasi, tapi terkadang menemukan sesuatu yang kembar," ungkap Sheehan.
Sheehan melanjutkan, meski manusia memiliki ciri khas secara fisik yang berbeda dengan binatang, tapi secara gen tidak.
Dalam fenomena doppelganger, ternyata memang ada beberapa bagian wajah seseorang yang mirip orang lain, Moms.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR