"Pas masuk trimester ketiga, berat badanku naik. Kakiku mulai membengkak dan tensiku mulai naik."
"Lalu pada suatu saat itu 19 November saya inget saya periksa dan dokter khawatir sekali dengan bengkak di kaki saya dan ketika saya periksa tensi, tensi saya sudah 170."
Karena hal itu Cynthia di opname dan esokan harinya tepat tanggal 20 November, dokter memutuskan untuk mengeluarkan bayi kembarnya.
"Due datenya sebenarnya 7 Desember, tapi anak-anak dikeluarkan lebih awal yaitu 20 November," cerita Cynthia.
Baca Juga: Tak Hanya untuk Kecantikan, Air Cucian Beras juga Berfungsi Membersihkan Peralatan Dapur
"Pas keluar dari ruang operasi saking bingungnya saya gak bisa nangis. Gimana ya seneng punya anak tapi kondisinya seperti ini. Lalu saya harus menyiapkan diri untuk mengeluarkan energi positif saya untuk mengeluarkan ASI," jelasnya.
Ternyata pada hari pertama ASI dari Cynthia masih belum keluar juga.
"Saya sering dapat informasi, gak boleh stres, harus happy, berpikir positif supaya ASI-nya bisa keluar," katanya.
"Alhamdullilah, di hari kedua ASI saya sudah keluar," tambahnya.
Lalu Cynthia mengatakan dirinya baru merasakan sedih tidak karuan ketika kolostrum dari ASI-nya keluar, dan dokter mengatakan itu berharga.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR