Nakita.id - Moms pasti sudah tidak asing lagi dengan kisah penantian buah hati dari pasangan selebriti Surya Saputra dan Cynthia Lamusu.
Setelah delapan tahun menanti untuk punya buah hati, akhirnya pasangan ini dikaruniai anak kembar laki-laki dan perempuan pada tahun 2016.
Namun siapa sangka di balik kebahagiaan yang dirasakan oleh pasangan ini, dulunya mereka sudah melewati masa 'sulitnya'.
Pasalnya, kedua buah hati mereka lahir pada kondisi prematur dan juga memiliki bobot tubuh yang cukup kecil.
Sehingga ketika Cynthia Lamusu sudah bisa pulang ke rumah, mereka belum bisa membawa buah hatinya pulang.
Hal ini diceritakan oleh Cynthia Lamusu saat ditemui Nakita.id di acara "Bicara Gizi: Upaya Pencegahan dan Tata Laksana Anak Prematur Agar Tumbuh Kembang Optimal" yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia di Hotel Hermitage, Menteng (14/11/2019).
Acara ini digelar oleh Danone Indonesia untuk memperingati Hari Prematur Sedunia pada tanggal 17 November nanti.
"Aku tuh sudah dibilang sama dokter, 'Cyn happy ya menanti lama dikasihnya kembar dan lengkap', tapi saat itu juga dokterku meminta aku waspada," ujar Cynthia Lamusu.
"Karena apa? Kehamilan kembar itu rentan akan kelahiran prematur. Risikonya lebih dari kelahiran normal. Kebetulan saya dari awal sudah di edukasi oleh dokter," kenang Cynthia.
"Selama kehamilan itu saya sangat disiplin, karena kalau kita sering kontrol kita bisa tahu permasalahan kita bagaimana selama kehamilan," ungkapnya.
Saat mempersiapkan kehamilan, ternyata Cynthia Lamusu memiliki pantangan agar dirinya bisa hidup sehat.
"3 Hal yang aku hindari saat mulai hamil itu makanan pedes, MSG, sama makanan mentah, segalanya yang mentah termasuk sayuran. Jadi harus dimasak supaya matiin bakterinya." ujar Cynthia.
Ternyata ketika hamil sampai trimester kedua, Cynthia merasakan baik-baik saja dan tidak ada kendala.
Sampai memasuki trimester ketiga baru terlihat segala 'permasalahan' pada tubuhnya.
"Pas masuk trimester ketiga, berat badanku naik. Kakiku mulai membengkak dan tensiku mulai naik."
"Lalu pada suatu saat itu 19 November saya inget saya periksa dan dokter khawatir sekali dengan bengkak di kaki saya dan ketika saya periksa tensi, tensi saya sudah 170."
Karena hal itu Cynthia di opname dan esokan harinya tepat tanggal 20 November, dokter memutuskan untuk mengeluarkan bayi kembarnya.
"Due datenya sebenarnya 7 Desember, tapi anak-anak dikeluarkan lebih awal yaitu 20 November," cerita Cynthia.
Baca Juga: Tak Hanya untuk Kecantikan, Air Cucian Beras juga Berfungsi Membersihkan Peralatan Dapur
"Pas keluar dari ruang operasi saking bingungnya saya gak bisa nangis. Gimana ya seneng punya anak tapi kondisinya seperti ini. Lalu saya harus menyiapkan diri untuk mengeluarkan energi positif saya untuk mengeluarkan ASI," jelasnya.
Ternyata pada hari pertama ASI dari Cynthia masih belum keluar juga.
"Saya sering dapat informasi, gak boleh stres, harus happy, berpikir positif supaya ASI-nya bisa keluar," katanya.
"Alhamdullilah, di hari kedua ASI saya sudah keluar," tambahnya.
Lalu Cynthia mengatakan dirinya baru merasakan sedih tidak karuan ketika kolostrum dari ASI-nya keluar, dan dokter mengatakan itu berharga.
"Ketika kolostrum saya keluar, dokter langsung buru-buru ambil sendok dan mengatakan itu sangat berharga sekali. Disitu saya baru menangis," kenang Cynthia.
Akhirnya setelah tiga hari berada di rumah sakit, ia diperbolehkan melihat kondisi bayinya di NICU.
Cynthia kerap mempersiapkan diri agar bisa mengontrol emosi saat melihat anaknya, akan tetapi semua itu tidak terbendung lagi.
"Sampai di ruang bayi, saya sudah siapkan mental untuk gak nangis. Tapi begitu masuk saya nangis melihat anak saya kecil banget. Bima itu lahir 1,2 kg begitu hari ketiga saya dateng dia turun jadi 900 gram. Tatjana itu lahir 2.1." tambahnya.
Akhirnya ketika Cynthia diperbolehkan untuk pulang, ia berusaha berpikir positif dan menenangkan diri di rumah.
Bahkan ia menceritakan dukungan Surya Saputra untuk bolak-balik ke rumah sakit mengantar ASI untuk anak-anaknya.
"Ada masanya juga berjuang menyusui, Mas Surya juga meski pulang syuting jam dua pagi masih sanggup bawain ASI untuk anak-anak ke rumah sakit," ungkapnya.
"Karena saya kan pompa ASI di rumah lalu selesai pompa Mas Surya akan langsung bawakan ke rumah sakit," ujarnya.
Akhirnya setelah dua minggu di NICU, Tatjana bisa pulang ke rumah akan tetapi Bima masih belum.
Cynthia dan Surya pun mulai melatih diri untuk mengurus 1 anak terlebih dahulu.
"Saya inget sekali waktu itu yang tidak pernah ketinggalan adalah metode kangguru, ASI, lalu berjemur di matahari," paparnya.
"Karena saya dapat informasi matahari sangat bagus untuk bayi prematur jadi saya gak pernah ketinggalan itu," ujar Cynthia.
Lalu sampai pada akhirnya Bima boleh keluar dari rumah sakit setelah berada di dalam NICU selama 1 bulan 3 hari.
Setelah kedua anaknya di rumah, Cynthia mengaku tidak banyak menerima orang untuk bertamu.
Sebab ia ingin menjaga kesterilan daerah rumah, dan itu demi menjaga agar bayinya tidak terkena infeksi.
"Saya mensterilkan kamar dan rumah itu menjadi lebih over karena itu tadi, pokoknya saya tiga bulan pertama gak terima banyak tamu supaya suasana tetap steril," katanya.
Setelah banyak berkonsultasi dengan dokter mengenai nutrisi dan gizi anak, setelah lima bulan anak mereka sudah tembus berat badan tiga kilogram.
Baca Juga: Difitnah Pakai Pesugihan hingga Tempuh Jalur Hukum, Ruben Onsu Datangi Psikolog, Ada Apa?
Baru Cynthia Lamusu mau membuka lagi dirinya dan mulai membagikan kisah perjuangannya bersama sang suami dengan bayi kembar prematurnya.
"Anak-anak sudah tiga tahun, makin bawel, dan sudah sekolah di playgroup," pungkas Cynthia.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR