Nakita.id - Pernahkah Moms dan Dads bertemu dengan orang dewasa yang kasar dan bertanya-tanya mengapa mereka seperti itu?
Mungkin yang telintas dalam benak adalah pertanyaan “bagaimana mereka dibesarkan oleh orang tua mereka?”
Sebagai orang tua, secara konsisten mendorong kesopanan dan rasa hormat adalah salah satu hal yang datang secara alami.
Sebab, kedewasaan Si Kecil berkembang dari waktu ke waktu, sopan santun dapat diajarkan dengan cara yang sama, dengan konsistensi dan kesabaran.
Sangat mudah untuk memikirkan cara-cara untuk mengajar anak-anak agar mempunyai siap menghormati orangtua, tetapi kadang-kadang tindakan tertentu mengajarkan yang sebaliknya.
Berikut adalah beberapa hal yang harus berhenti dilakukan agar anak Anda tidak tumbuh dengan cara yang buruk.
Berikut ini hal yang harus berhenti dilakukan agar Si Kecil tidak tumbuh dengan cara yang buruk.
1. Menuruti Semua Permintaan Si Kecil
Jika Moms dan Dads terus memenuhi permintaan Si Kecil, mungkin ini merupakan cara yang kurang tepat.
Sebab semakin lama itu akan membuat Si Kecil seperti penuntut yang harus selalu dipenuhi keinginannya.
Biasanya, anak–anak akan menangis apabila permintaannya tidak terpenuhi, agar orangtua merasa kasihan dan menuruti permintaannya.
Mungkin banyak dari Moms dan Dads yang memanjakan Si Kecil sebagai wujud pernyataan bahwa Moms dan Dads sangat menyayanginya.
Namun, ada baiknya jika hal itu tidak dilakukan secara berlebihan untuk kebaikan Si Kecil juga.
Langkah pertama untuk mengubah pola yang tidak sehat adalah dengan bertanya pada diri sendiri apakah Moms dan Dads memanjakan Si Kecil dengan memberi mereka "hak istimewa yang tidak diperlukan."
Ini terjadi ketika Moms dan Dads menyerah pada setiap tingkah Si Kecil, misalnya, untuk mendapatkan persetujuan mereka atau menebus hal-hal yang tidak Moms dan Das dapatkan di masa kecil.
2. Membenarkan Perilaku Buruk Si Kecil
Jangan membenarkan kemarahan Si Kecil dengan mengatakan hal-hal seperti "begitulah anak-anak" karena ini secara tidak sengaja mendorong Si Kecil untuk melanjutkan pola perilaku ini.
Pelatih Parenting Lisa Bunnage memperingatkan orangtua bahwa semakin lama Moms menunggu, semakin sulit untuk berhenti memaafkan perilaku buruk Si Kecil.
Dia berbagi bahwa bentuk disiplinnya digabungkan dengan aturan memprioritaskan cinta, sopan santun, dan tugas-tugas sambil menyesuaikannya berdasarkan kebutuhan anaknya.
3. Melarang Orang Lain Untuk Memarahi Si Kecil
Hal yang normal bagi guru atau orangtua lain untuk memarahi Si Kecil, atau sekedar menegurnya jika melakukan kesalahan.
Tetapi saat ini, kebanyakan orangtua lebih suka fokus pada anak mereka sendiri dan tidak mendisiplinkan orang lain, melarang orang lain mendisiplinkan anaknya.
Sangat penting untuk terbuka dengan guru atau orang yang membantu Moms mengurus dan merawat Si Kecil.
Misalnya, jika guru Si Kecil melihatnya dengan perilaku yang tidak pantas, ia tidak bisa membiarkannya begitu saja, ia bisa menegur, bahkan memarahinya demi kebaikan Si Kecil.
Selama Moms membuka jalur komunikasi yang baik dengan guru Si Kecil, maka ia dapat menjadi penolong Moms untuk memastikan Si Kecil berprilaku sopan dan santun baik di sekolah dan di rumah.
4. Memberi Si Kecil Cara Pintas
Tidak ada orang tua yang menginginkan anak mereka mengalami masa-masa sulit, tetapi ada beberapa manfaat untuk membiarkan mereka bekerja untuk berbagai hal.
Contoh sederhananya adalah ketika Moms berada di sebuah restoran dan mereka mulai gelisah, jangan hanya menyodorkan gadget ke wajah mereka sehingga mereka dapat menghabiskan waktu dan asik dengan gadgetnya sendiri.
Lebih baik Moms mengajari mereka untuk bersabar dan menemukan cara untuk menghibur diri sendiri tanpa bantuan gadget.
Cara lain untuk menanamkan nilai kerja keras adalah dengan meminta mereka melakukan pekerjaan bahkan jika Moms memiliki asisten rumah tangga.
Percaya pada Si Kecil sambil jujur pada mereka, meyakinkan mereka bahwa Moms akan selalu ada untuk Si Kecil.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | New Kids Center |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR