Nakita.id – Memiliki anak yang berkebutuhan khusus merupakan sebuah anugerah tersendiri bagi orangtua yang kuat.
Seperti salah satu aktris cantik yang dianugerahi anak berkebutuhan khusus, Dian Sastrowardoyo atau lebih akrab disebut Dian Sastro.
Pada Rabu (20/11/2019) Dian Sastro membagikan pengalamannya tentang Si Kecil yang berkebutuhan khusus.
Memiliki anak dengan kebutuhan khusus tak membuat Dian menganggap hal tersebut sebagai aib.
Justru dengan bangga ia memberitahu publik mengenai keadaan anakanya yang malah menjadi sosok inspiratif bagi banyak orang.
Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo yang lahir pada 17 Juli 2011 diketahui berkebutuhan khusus pertama kali ketika berusia 6 bulan.
Saat itu Shailendra tidak menunjukan tujuh tanda perkembangan, yakni kontak mata lebih dari dua detik, menunjuk, ketertarikan, memberi reaksi ketika dipanggil, mengikuti arahan, dan bermain sandiwara.
Lucunya, di awal hal itu terjadi Dian hanya menganggap putra sulungnya ini anti sosial.
"Dari seven signs itu ada ciri dalam anak saya. Anak saya itu enggak punya ketertarikan untuk main sama anak lain, mungkin dia memang anti sosial karena bapaknya juga enggak terlalu banyak temannya. Misalnya gitu" kata Dian berkelakar.
Dian juga mengatakan bahwa putranya harus 'meminjam' tangannya saat menginginkan sesuatu.
Bahkan menurut cerita Dian, Shailendra tidak bisa meniup lilin hingga usia 2 tahun.
Setelah memeriksakan kondisi anaknya ke 3 dokter berbeda, Dian pun akhirnya percaya bahwa Si Kecil yang saat itu berusia 8 bulan merupakan anak yang spesial.
Dian pun memutuskan untuk melakukan terapi pada anaknya sejak dini hingga putranya dinyatakan tak perlu melakukan terapi lagi saat menginjak usia 6 tahun.
Dalam rangka memperingati Hari Anak Sedunia pada 20 Novmber kemarin, Dian Sastro bersama dua anak berkebutuhan khusus, Nindhita dan Dipa memamerkan karyanya pada masyarakat luas.
Karya tersebut merupakan karya seni berupa gambar hasil imajinasi Ninditha dan Dipa yang luar biasa dan dituangkan pada tas tangan atau tote bag.
Karya tersebut dijual dan keuntungannya disumbangkan untuk membatu keberlangsungan sekolah Drisana.
Sekolah Drisana merupakan sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ternyata sebelumnya pernah digusur karena kekurangan biaya.
Pengalaman terhadap seni ini Dian pelajari dari Shailendra yang lebih mudah memahami suatu hal melalui penglihatannya daripada dijelaskan secara verbal.
“Itu menarik banget, karena kita juga bisa menggunakan seni atau gambar sebagai media komunikasi sama dia,” ujar Dian.
Menurutnya, sang anak juga suka menggambar dengan tema-tema seperti mobil dan sangat tertarik dengan konsep aero dinamika.
Hal yang melatarbelakangi Dian mau berjuang terhadap anak berkebutuhan khusus adalah karena banyak orang tua merasa senasib dengan Dian dan membutuhkan bantuan dalam hal memberikan terapi atau bantuan khusus untuk anak-anak spesial ini.
Dian juga mengatakan bahwa salah satu awal untuk bisa mendaparkan pertolongan pada anak kita yang berkrbutuhan khusus adalah dengan menerima fakta tersebut.
Jika sudah menerima biasanya Moms dan Dads jadi jauh lebih terbuka untuk menerima banyak informasi baru.
Source | : | Wiken.id |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR