Nakita.id - Perbincangan seputar kesehatan mental di Indonesia tengah menjadi sorotan bagi publik dan public figure.
Kilas balik, meninggalnya artis Korea Selatan, Sulli beberapa waktu lalu karena cyber bullying sedikit banyak menggugah publik.
Di Indonesia sendiri, ada Marshanda dan Ariel Tatum yang menyebarkan kesadaran kepada publik agar bisa lebih terbuka jika memiliki kondisi seperti mereka.
Tak dipungkiri, pengetahuan mengenai kesehatan mental di Indonesia belum mencakup ke seluruh pihak.
Mencari buku kesehatan mental di Indonesia yang memiliki bahasa yang komunikatif dengan pembaca pun masih jarang.
Sedangkan, mencari tahu melalui internet, Moms malah akan dihadapi dengan banjir informasi yang membuat bingung.
Oleh karena itu, untuk mengedukasi awam perihal kesehatan mental, Penerbit Gramedia Pustaka Utama meluncurkan buku Loving the Wounded Soul, Sabtu (23/11/2019).
Dalam kesempatan yang sama juga diadakan diskusi "Pentingnya Buku Nonfiksi Kesehatan Mental untuk Meningkatkan Mental Health Literacy Bagi Masyarakat Indonesia".
Hadir pula dalam diskusi ini, penulis Loving the Wounded Soul, Regis Machdy, Founder Bipolar Care Indonesia, Igi Oktamiasih, book reviewer dari @nonfictionbookclub_, Aulia Ardista W., dan dimoderasi oleh Psikolog Klinis Retno Utari , M.Psi.
Diskusi ini bertujuan untuk mengulas lebih dalam mengenai peranan buku dalam membangun kesehatan mental di masyarakat.
"Kenapa saya menulis Loving the Wounded Soul? Karena buku tentang kesehatan mental kebanyakan terjemahan. Pun masih banyak yang belum diterjemahkan.
Kalau saya sendiri merasa orang-orang yang mengalami kesehatan mental kalau mau mencari pengetahuan yang mendalam tentang kesehatan mental itu gimana? Karena saya sebagai anak psikologi, bahan bacaan saya dari luar negeri.
Kalau orang nanya 'Gis ada ga buku tentang depresi?' 'Ada Bahasa Inggris' 'Yah ga ada yang Bahasa Indonesia ya?' Jadi kepikiran menulis buku ini.
Tidak semua orang Indonesia punya kesempatan nyaman membaca Bahasa Inggris, bisa beli buku Bahasa Inggris karena mahal, akhirnya mencetuskan salah satu alasan mengapa ingin membuat buku ini," jelas Regis Machdy.
Regis Machdy yang juga pendiri Pijar Psikologi melihat masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak paham tentang kesehatan mental, yang mengalami depresi, bipolar, dan gangguan lainnya yang dikira hanya fase hidup yang akan reda dengan sendirinya, padahal kalau penyakit tidak sembuh dengan sendirinya namun dengan bantuan psikolog.
Menurut Igi Oktamiasih, Founder Bipolar Care Indonesia, buku kesehatan mental karya Regis ini menjadi pertolongan pertama bagi awam.
Maka ketika membaca merasa apa yang dijelaskan berkaitan dengan diri kita baiknya kita langsung meminta bantuan profesional.
Di sisi lain book reviewer, Aulia Ardista W., mengungkapkan buku kesehatan mental karya Regis tak harus urut dibaca.
Menurutnya menemukan first impression ketika melihat daftar pustaka membuat kita lebih tertarik membaca dan tidak ter-trigger menjadi lebih depresi misalnya.
Jadi, apakah Moms tertarik membeli buku kesehatan mental karya Regis Machdy ini?
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR