Nakita.id - Penyakit bisa datang karena berbagai hal ya, Moms.
Namun, sering kali gaya hidup manusia lah yang mengundang penyakit datang menggerogoti tubuh.
Seperti pria asal Hangzhou, China Timur, bernama Zhu Zhong-fa ini.
Dilansir oleh Nova dari Mirror.co.uk, selama satu bulan terakhir, Zhu mengaku merasa sakit kepala hingga kejang-kejang.
Merasa ada yang tak beres, Zhu berobat ke Rumah Sakit Afiliasi Pertama Fakultas Kedokteran, Universitas Zhejiang.
Dokter yang memeriksa Zhu menemukan fakta mengerikan dalam tubuhnya.
Baca Juga: Kabar Buruk! Anak AHY Tergolek Lemah di Rumah Sakit, Annisa Pohan:
Katanya, ada sekitar 700 cacing pita hidup yang bersarang di tubuhnya.
Bahkan cacing pita yang masih hidup itu sudah menyebar ke otak, paru-paru bahkan hingga otot-ototnya.
Infeksi akibat cacing pita yang masuk mengakibatkan beberapa organ tubuhnya rusak.
Kondisi Zhu yang demikian disebut taenaisis, penyakit akibat parasit yang berpindah dari tubuh hewan ke tubuh manusia.
Cacing pita diperoleh dari telur cacing pita yang bersarang di daging babi yang kurang matang atau terinfeksi.
Baca Juga: Pernah Dituduh Main Serong dengan Raffi Ahmad, Ayu Ting Ting Berurai Air Mata Ngaku Lelah, Menyesal?
Beruntungnya, penyakit yang diderita Zhu bisa disembuhkan dengan obat pencahar dan beberapa obat lainnya.
Namun, kesembuhan Zhu tergantung juga seberapa parah infeksi yang dialami.
Zhu bercerita, kemungkinan ia terkena penyakit itu setelah makan hotpot sebulan lalu.
Ia menduga tak memasak dagingnya sampai matang sehingga cacing pita yang ada dalam daging berpindah ke dalam tubuhnya.
Dokter Wang mengatakan meskipun daging yang dimasak sudah sangat matang, telur cacing telur masih tetap hidup saat dicerna.
Apalagi jika daging tersebut tidak dimasak, sangat mungkin bahwa cacing pita menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan penyakit.
Lebih lanjut, WHO mengungkapkan bahwa ketika telur cacing pita masuk ke sistem saraf pusat, mereka bisa menyebabkan gejala neurologis pada pasien termasuk serangan epilepsi.
Source | : | mirror.co.uk,Nova |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR