Ibu dari RR. Ramania Putri Broto Asmoro dan R. Satriyo Daniswara Broto Asmoro ini sadar bahwa labelling tidak hanya berasal dari kata-kata negatif tetapi juga kata-kata positif.
"Memang sebagai orangtua kita menginginkan yang terbaik untuk anak, itu sebabnya kita suka memberikan pujian ketika dia melakukan sesuatu. Tapi akhirnya malah sering kita ucapkan dan menjadi labelling.
Hal tersebut ternyata justru memiliki pengaruh negatif pada perkembangan kualitas dan konsep diri anak.
Terutama jika labelling tersebut tidak sesuai dengan potensi sang anak. Dirinya menjadi tidak tahu kondisi dan potensi yang sebenarnya pada dirinya," tuturnya.
Menurut Mantan Puteri Indonesia Lingkungan 2010 ini pemberian label positif secara sengaja sebenarnya tidak masalah selama hal tersebut tidak membebani sang anak.
"Misalnya ‘Pintar banget sih anak mama’. Ingat, bahwa kata pintar itu luas dan sangat powerful.
Ketika kita menyebutkannya tidak pada waktu dan kondisi yg tepat seperti terlalu sering diucapkan atau pada saat sang anak melakukan hal-hal yg biasa/standard saja tapi pujiannya berlebihan. Nah sang anak akan justru jadi tersesat kalau ia menemukan fakta yg berbeda.
Seperti; ‘Katanya aku kan pinter, kok aku nggak mengerti ya matematika’. Lalu dia murung, malah menjadi tidak percaya diri.
Dan parahnya lagi kalau sampai ia tidak percaya lagi dengan kata2 dari orangtuanya.
Oleh karena itu orangtua harus memberikan penjelasan lebih spesifik dan hanya menempatkan “label” pada saat yg tepat," jelasnya.
Kini, Kepada Nakita.id Dokter Reisa mengungkapkan telah memiliki cara tersendiri untuk memuji anak tanpa memberinya label yang dapat membatasi dan membebaninya.
Rekomendasi Sunscreen untuk Si Kecil: Gently Sunscreen SPF50+ PA++++ dengan Serum Anti-Polusi!
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR