Nakita.id - Mendidik anak memang membutuhkan kesabaran, terutama saat ia berbuat yang sering kita nilai nakal dan tidak sesuai.
Tidak jarang orangtua mendisiplinkan anak dengan hukuman fisik, seperti memukul pantat anak.
Hukuman fisik sepertinya sudah turun-temurun dipraktikkan oleh banyak orangtua untuk mendisiplinkan anak.
Mulai dari menjewer telinga hingga memukul bokong anak.
Lauren M. O’Donnell, PsyD, seorang psikolog anak di Kids Health menuturkan pendapatnya mengenai hal ini.
Menurutnya, mendisiplinkan anak dengan memukul bokong anak bukanlah tindakan yang efektif.
Studi yang dilakukan oleh American Academy of Pediatric (APA) pun menunjukkan hal yang sama.
Alih-alih membuat anak merasa jera dengan kenakalannya, memberi hukuman fisik seperti pukulan, malah akan berdampak negatif pada kehidupan anak.
Tidak hanya kesehatan fisik, tapi juga kondisi kejiwaan anak ketika ia bertambah dewasa.
Sebagian besar orangtua mungkin setuju bahwa memberi pukulan bukanlah tindakan yang tepat untuk mendisiplinkan anak.
Namun, ada pula yang masih menerapkan cara ini dengan harapan anak menjadi lebih baik.
Padahal, memukul pantat anak bukanlah tindakan yang efektif untuk mendisiplinkan anak ketika berbuat salah.
Pasalnya, ada banyak dampak negatif yang mungkin terjadi pada anak jika ia sering dipukul bokongnya, seperti:
1. Mengajarkan anak untuk berperilaku demikian
Ingat pepatah, “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”?.
Ya, pepatah ini bisa menggambarkan bagaimana efek pengasuhan orangtua akan berdampak pada kehidupan anak kelak.
Bila orangtua sering memberi hukuman fisik, seperti menampar atau memukul anak, kelak sang anak juga akan berlaku demikian di masa depan.
2. Memperburuk hubungan kita dengan anak
Selain membuat anak kecil hati, tindakan memukul bokong anak juga bisa membuat anak semakin membangkang.
Anak yang merasa kesakitan ketika dipukul tentu tidak akan menerima diperlakukan demikian.
Akibatnya, sang anak bisa jadi berusaha melawan dengan tindakan atau ucapannya.
Bukannya menjadi solusi, memukul bokong anak bisa memperkeruh suasana.
Jika terus dilakukan, hubungan yang terjalin antara anak dengan Moms tentu tidak akan berjalan baik.
3. Mengecilkan hati dan pikiran anak
Memukul pantat anak disertai ucapan kasar yang penuh amarah, tidak hanya membuat anak menjadi sedih.
Apalagi jika tindakan ini dilakukan di depan teman atau orang lain.
Anak akan merasa kecil, minder, takut untuk berbuat sesuatu, dan kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain kelak.
Tindakan ini juga bisa membentuk persepsi bahwa orangtua adalah sesuatu yang perlu ditakuti, bukan dihormati.
4. Anak menjadi lebih agresif
Anak-anak yang sering mendapatkan hukuman dengan dipukul pantatnya, cenderung mengembangkan sikap yang agresif.
Misalnya, ketika merasa marah, sedih, kesal, dan tidak puas, ia bisa saja memukul teman atau orang lain yang berada di sekitarnya untuk melampiaskan emosinya.
Selain menjadi lebih agresif, anak-anak yang dibesarkan dengan penerapan hukuman fisik lebih rentan mengalami masalah kejiwaan di kemudian hari.
Moms tentu tidak ingin Si Kecil menganggap kita demikian, bukan?
Rayakan Ultah ke-10, Beautyhaul Berikan Diskon Hingga 90% dari Puluhan Brand Kecantikan di Beautyhaul Mart 2024
Source | : | kidshealth.org |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR